Batavia | |
---|---|
Bekas ibu kota (1619–1949) | |
Kotamadya Batavia Stadsgemeente Batavia | |
Transkripsi Other | |
• Chinese | 勿礁維 (Tradisional) 勿礁维 (Sederhana) |
Motto: | |
Wilayah | Hindia Belanda |
Kegubernuran | Jawa Barat |
Residensi | Batavia |
Pendirian | 30 Mei 1619 |
Pendudukan Jepang | 1942–1945 (Jakarta) |
Pendudukan kembali Belanda | 1946–1949 |
Kemerdekaan | 17 Agustus 1945 |
Pemerintahan | |
• Jenis | Gemeenteraad Batavia |
• Walikota | G. J. Bisschop (pertama) Sastromoeljono (terakhir) |
Populasi (1920) | |
• Total | 253.800 |
1619–1949 |
Batavia atau Batauia[1] adalah ibu kota Hindia Belanda, yang wilayahnya kini kurang lebih menjadi Jakarta, ibu kota Indonesia. Batavia didirikan di pelabuhan bernama Jayakarta yang direbut dari kekuasaan Kesultanan Banten. Sebelum dikuasai Banten, bandar ini dikenal sebagai Kalapa atau Sunda Kelapa, dan merupakan salah satu titik perdagangan Kerajaan Sunda. Dari kota pelabuhan inilah VOC mengendalikan perdagangan dan kekuasaan militer dan politiknya di wilayah Nusantara.
Nama Batavia mulai digunakan sekitar tahun 1621 sampai tahun 1942, ketika Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang. Sebagai bagian dari de-Nederlandisasi, nama kota diganti menjadi Djakarta.