Yahudi-Libya

Sinagoge Slat Abn Shaif di Zliten sebelum Perang Dunia II.

Sejarah Yahudi di Libya bermula pada abad ke-3 SM, ketika Cyrenaica berada di bawah kekuasaan Yunani. Penduduk Yahudi di Libya, yang sebagian adalah komunitas Yahudi Sephardik-Maghrebi, masih bermukim di wilayah tersebut sampai masa modern. Pada Perang Dunia II, penduduk Yahudi di Libya menjadi subyek hukum antisemitik oleh rezim Fasis Italia dan deportasi oleh pasukan Nazi.[1]

Setelah perang, kekerasan anti-Yahudi menyebabkan beberapa Yahudi meninggalkan negara tersebut, utamanya ke Israel, meskipun jumlah signifikan menetap di Roma dan beberapa kemudian beremigrasi ke berbagai komunitas di Amerika Utara. Di bawah pemerintahan Kolonel Muammar Gaddafi, yang memerintah negara tersebut dari 1969 sampai 2011, situasi menjadi semakin runyam, kemudian berujung kepada emigrasi para penduduk Yahudi yang masih tersisa. Yahudi terakhir di Libya, Rina Debach yang berusia 80 tahun, meninggalkan negara tersebut pada 2003.[1]

  1. ^ a b Fendel, Hillel: "New Middle East at a Glance-Leader by Leader: Part II" Diakses pada 29 Maret 2011.

Developed by StudentB