Abū'l-Qāsim al-Ṭayyib أبو القاسم الطيب | |
---|---|
Lahir | Februari/Maret 1130 Kairo |
Gelar | Imam Islam Syiah Isma'iliyah Tayyibi |
Masa jabatan | 7 Oktober 1130 – tak diketahui |
Pendahulu | al-Amir bi-Ahkam Allah |
Pengganti | tak diketahui |
Gerakan politik | Tayyibi Musta'li Isma'ili Islam Syiah |
Lawan politik | |
Orang tua | al-Amir bi-Ahkam Allah (ayah) |
Abūʾl-Qāsim al-Ṭayyib ibn al-Āmir (أبو القاسم الطيب بن الآمر), menurut sekte Isma'ilisme Tayyibi, adalah imam kedua puluh satu. Putra tunggal Khalifah al-Amir bi-Ahkam Allah, al-Tayyib masih bayi ketika ayahnya dibunuh. Di tengah perebutan kekuasaan, al-Tayyib menghilang; sejarawan modern berpendapat bahwa dia meninggal atau dibunuh secara diam-diam oleh salah satu orang kuat saingannya. Pada tahun 1132, pamannya al-Hafiz mendeklarasikan dirinya sebagai khalifah dan imam penerus al-Amir. Hal ini tidak diterima oleh kelompok Isma'ili Yaman, yang menjunjung tinggi hak-hak al-Tayyib.
Hal ini menandai terciptanya dua sekte Ismailisme Musta'li yang bersaing, yaitu sekte Hafizi, yang mengikuti al-Hafiz, dan sekte Tayyibi, yang mengikuti al-Tayyib. Kaum Tayyibi berpendapat bahwa al-Tayyib telah diselamatkan dari Kairo dan dibawa ke tempat aman, namun dia dan semua imam Tayyibi berikutnya tetap bersembunyi. Komunitas Tayyibi malah dipimpin oleh serangkaian 'misionaris absolut' (da'i al-Mutlaq).