Ade Irma Suryani Nasution | |
---|---|
Lahir | 19 Februari 1960 Jakarta, Indonesia |
Meninggal | 6 Oktober 1965 (usia 5) Jakarta, Indonesia |
Sebab meninggal | Tertembak dalam peristiwa Gerakan 30 September |
Orang tua |
|
Ade Irma Suryani Nasution (19 Februari 1960 – 6 Oktober 1965)[1][2] adalah putri bungsu Jenderal Besar Abdul Haris Nasution. Ade terbunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September yang berusaha untuk menculik Abdul Haris Nasution. Ade yang berumur lima tahun tertembak ketika berusaha menjadi tameng ayahandanya. Dalam peristiwa tersebut tewas juga ajudan Abdul Haris Nasution yaitu Pierre Tendean.
Sebelum meninggal, Ade sempat dirawat di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat. Namun, nyawanya tidak tertolong. Dia meninggal pada tanggal 6 Oktober 1965.[3] Pemerintah membangun monumen di tempat peristirahatan terakhirnya, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, persis di samping Kantor Wali Kota Jakarta Selatan. Di depan nisannya, tertulis kata-kata dari sang ayah, Jenderal A.H. Nasution. "Anak saya yang tercinta, engkau telah mendahului gugur sebagai perisai ayahmu."[3]
Saat ini, namanya diabadikan sebagai nama jalan, sekolah taman kanak-kanak, hingga panti asuhan, di beberapa daerah di Indonesia. Salah satunya adalah taman permainan dan rekreasi di Kota Cirebon yang diberi nama Taman Ade Irma Suryani Nasution.[3]