Adenoid

Tonsil faringeal
Lokasi dari adenoid
Rincian
SistemSistem kekebalan (Sistem limfatik)
Pengidentifikasi
Bahasa Latintonsilla pharyngea
MeSHD000234
TA98A05.3.01.006
TA25186
FMA54970
Daftar istilah anatomi
Peringatan: Page using Template:Infobox anatomy with unknown parameter "DorlandsPre" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Page using Template:Infobox anatomy with unknown parameter "MeshNumber" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Page using Template:Infobox anatomy with unknown parameter "MeshName" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Page using Template:Infobox anatomy with unknown parameter "DorlandsSuf" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).

Adenoid adalah massa dari jaringan limfoid pada nasofaring, sering dikenal sebagai tonsil faring.[1] Sama halnya seperti amandel, tonsil yang berada di belakang rongga hidung ini akan membesar di usia 3 tahun. Setelah itu harusnya mengecil dan makin lama menghilang. Kalau adenoid terus bekerja menyaring kuman, keadaannya akan tetap besar dan bisa menjadi sumber infeksi. Pada anak, kasus ini dapat berkembang menjadi hipertropi adenoid atau adenoid yang membesar sampai menutupi saluran hidung sehingga anak susah bernapas. Waspadalah bila dalam keadaan tidur anak sering mengorok dengan keras. Gangguan napas pun sering ditunjukkan dengan tidur gelisah, kerap terbangun, dan mimpi buruk. Secara fisik, anak yang mengalami hipertropi adenoid dapat dikenali dari wajahnya yang khas atau wajah adenoid (facies adenoid) dengan ciri:

  • mulutnya selalu terbuka
  • langit-langit mulut tumbuh cekung ke atas
  • gigi rahang atas maju ke depan

Akibat mulut yang selalu terbuka, kuman mudah masuk ke dalam tubuh sehingga infeksi mudah terjadi. Amandel pun harus bekerja keras sehingga ikut membesar.

  1. ^ Parker, Sybil, P. (1984). McGraw-Hill Dictionary of Biology. McGraw-Hill Company. 

Developed by StudentB