Agus Salim | |
---|---|
Menteri Luar Negeri Indonesia ke-3 | |
Masa jabatan 3 Juli 1947 – 21 Oktober 1949 | |
Presiden | Soekarno |
Perdana Menteri | Amir Sjarifuddin Mohammad Hatta |
Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia 1 | |
Masa jabatan 12 Maret 1946 – 27 Juni 1947 | |
Presiden | Soekarno |
Menteri | Sutan Syahrir |
Pendahulu Tidak ada, jabatan baru | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Masyhudul Haq 8 Oktober 1884 Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda |
Meninggal | 4 November 1954 Jakarta, Indonesia | (umur 70)
Suami/istri | Zainatun Nahar |
Anak | 8 |
Profesi | |
Sunting kotak info • L • B |
H. Agus Salim ( 8 Oktober 1884 – 4 November 1954), lahir dengan nama Masjhoedoelhaq (berarti "pembela kebenaran"), adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan juga sebagai bapak pandu Indonesia. Ia ditetapkan sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia pada tanggal 27 Desember 1961 melalui Keputusan Presiden Indonesia Nomor 657 tahun 1961.[1] Pekerjaan yang ditekuninya adalah sebagai orator dan penulis. Agus Salim menguasai 4 bahasa asing di Eropa (bahasa Belanda, bahasa Inggris, bahasa Jerman dan bahasa Prancis), 2 bahasa asing di Timur Tengah (bahasa Arab dan bahasa Turki), serta bahasa Jepang.[2]