Akuntansi forensik

Akuntansi forensik adalah praktik khusus bidang akuntansi yang menggambarkan keterlibatan yang dihasilkan dari perselisihan aktual atau yang diantisipasi atau litigasi. "Forensik" berarti "yang cocok untuk digunakan dalam pengadilan hukum", dan itu adalah untuk yang standar dan potensi hasil yang umumnya akuntan forensik harus bekerja. Akuntan forensik, juga disebut sebagai auditor forensik atau auditor investigasi, sering kali harus memberikan bukti ahli pada sidang akhirnya.[1] Istilah Akuntansi forensik digunakan untuk menjelaskan dan menemukan kegiatan yang dilakukan yang berkaitan dengan pencegahan dan pendeteksian penipuan dan kejahatan kerah putih. Akuntansi forensik akan menekankan tiga area utama yaitu: dukungan litigasi, investigasi dan penyelesaian sengketa.[2]

Akuntansi forensik mulai digunakan di Indonesia setelah terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997, yang sampai saat ini kegiatan akuntansi forensik telah banyak digunakan pada lembaga negara seperti Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Pemberantasan Korupsi, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Bank Dunia, dan Kantor-kantor Akuntan Publik di Indonesia.[3]

Pola kerja para akuntan forensik lebih spesifik, yaitu akan menentukan apakah fraud benar-benar terjadi, siapa saja pihak yang terlibat dalam kasus itu, berapa jumlah kerugian yang dihasilkan, serta keuntungan apa yang terjadi atas kasus tersebut dan sebagainya. Walaupun demikian dalam hubungan antara fungsi audit dengan akuntansi forensik, tetap terdapat perbedaan pemahaman antara pola kerja akuntan forensik dan akuntan atau auditor sekalipun sama-sama berada dalam bidang akuntansi pemeriksaan.[4]

Secara umum akuntan atau auditor akan bekerja di kantor akuntan publik dan melakukan general audit yang berdasarkan pada angka-angka yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan yang penekanannya lebih kepada adanya kesalahan (errors) dan keteledoran (ommisions). Sementara akuntansi forensik lebih menekankan pada keanehan, anomaly dan pola tindakan kesalahan yang mana prosedur utama akuntansi forensik juga lebih menekankan pada analytical review dan teknik wawancara secara mendalam (in depth review).[4]

  1. ^ Crumbley, D. Larry (2005-08-05). Forensic and Investigative Accounting. CCH Group. ISBN 0808013653. 
  2. ^ "Apa Itu Akuntansi Forensik ?". Rona Indonesia (dalam bahasa Inggris). 2019-09-19. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-12-01. Diakses tanggal 2020-10-08. 
  3. ^ "AKUNTANSI FORENSIK – IMAGAMA" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-07. Diakses tanggal 2020-10-08. 
  4. ^ a b "Ini Peran Akuntansi Forensik Dalam Pembuktian Fraud di Pengadilan". hukumonline.com (dalam bahasa Indonesia). 2019-07-12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-25. Diakses tanggal 2020-10-08. 

Developed by StudentB