Alergi makanan

Alergi makanan
Urtikaria di punggung adalah gejala yang sering muncul
Informasi umum
SpesialisasiImunologi Sunting ini di Wikidata
PenyebabRespon imun terhadap makanan[1]
Faktor risikoSejarah keluarga, kekurangan vitamin D, obesitas, terlalu bersih[1][2]
Aspek klinis
Gejala dan tandaGatal, mulut membengkak, muntah, diare, urtikaria, susah bernafas, tekanan darah rendah[1]
Awal munculBeberapa menit hingga beberapa jam setelah terpapar[1]
DurasiJangka panjang[2]
DiagnosisBerdasarkan sejarah medis, diet eliminasi, uji alergi kulit[1][2]
Kondisi serupaIntoleransi makanan, penyakit seliak, keracunan makanan[1]
Tata laksana
PencegahanTerpapar dengan alergen sejak dini[2][3]
PerawatanMenghindari makanan yang mengakibatkan alergi, menyiapkan rencana jika terkena alergi[1][2]
PengobatanAdrenalin (epinefrin)[1]
Prevalensi~6% (negara maju)[1][2]

Alergi makanan adalah respon imun yang tidak normal terhadap makanan.[1] Gejala-gejalanya bisa sedang atau parah.[1] Beberapa gejala yang dapat muncul adalah gatal-gatal, mulut membengkak, muntah, diare, urtikaria, susah bernafas, atau tekanan darah rendah.[1] Gejala bisa muncul dalam waktu beberapa menit sampai beberapa jam setelah mengonsumsi alergen.[1] Gejala berat disebut anafilaksis.[1] Alergi merupakan suatu reaksi hipersensitivitas akibat induksi oleh imunoglobulin E (IgE) yang spesifik terhadap alergen tertentu yang berikatan dengan sel mast atau sel basofil. Ketika antigen terikat, terjadi silang molekul IgE, sel mast manusia dirangsang untuk berdegranulasi dan melepaskan histamin, leukotrein, kinin, Plateletes Activating Factor (PAF), dan mediator lain dari hipersensitivitas, dimana histamin merupakan penyebab utama berbagai macam alergi.[4][5] Reaksi hipersensitivitas terjadi akibat aktivitas berlebihan oleh antigen atau gangguan mekanisme yang akan menimbulkan suatu keadaan imunopatologik.[6] Reaksi timbul akibat paparan terhadap bahan yang pada umumnya tidak berbahaya dan banyak ditemukan dalam lingkungan. Menurut Gell dan Coombs, reaksi hipersensitivitas dibagi dalam 4 tipe, yaitu tipe I, II, III, dan IV, dimana hipersensitivitas tipe I merupakan reaksi hipersensitivitas anafilaktik atau reaksi alergi.[4][5][6][7]

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama NIH2012pdf
  2. ^ a b c d e f Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Sic2014
  3. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Ie2016
  4. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :0
  5. ^ a b Goodier, John (2009-02-13). "Lippincott Williams & Wilkins Atlas of Anatomy200978Patrick W. Tank and Thomas R. Gest. Lippincott Williams & Wilkins Atlas of Anatomy. Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins 2008. xv+432 pp., ISBN: 978 0 7817 8505 1 £38 $72.95". Reference Reviews. 23 (2): 38–39. doi:10.1108/09504120910935318. ISSN 0950-4125. 
  6. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :2
  7. ^ Rinawarti, Fitria (2017-04-28). "Relationship Between Mothers' Role and Knowledge in Recurrence Prevention of Food Allergy for Children Under Five Years-Old". Jurnal Berkala Epidemiologi. 5 (1): 118–129. doi:10.20473/jbe.V5I12017.118-129. ISSN 2541-092X. 

Developed by StudentB