Artikel atau bagian artikel ini kemungkinan telah disalin dan disisipkan bulat-bulat dari sebuah sumber, dan mungkin melanggar kebijakan hak cipta Wikipedia. Silakan perbaiki artikel ini dengan menghapus konten berhak cipta tidak bebas dan menggantinya dengan konten bebas dengan benar, atau tandai konten untuk dihapus. (periksa) (Oktober 2024) |
Artikel atau bagian mungkin perlu ditulis ulang agar sesuai dengan standar kualitas Wikipedia. |
Alkohol dan kanker sangat berkaitan erat sebab alkohol merupakan salah satu zat penyebab kanker. Konsumsi alkohol dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker rongga mulut, usus besar, hati, dan payudara. Berdasarkan penelitian pada tahun 2020, sekitar 740.000 (4,1%) kasus kanker baru di dunia dikaitkan dengan konsumsi minuman beralkohol. Hal ini mendorong American Cancer Society pada tahun 2021 untuk mengubah pedoman pencegahan kanker dengan memperkuat rekomendasi agar "menghindari konsumsi minuman beralkohol" sebagai langkah pencegahan yang lebih kuat.[1]
Sebuah studi global membuktikan bahwa konsumsi alkohol, bahkan dalam jumlah kecil, meningkatkan risiko kanker, termasuk kanker orofaring, laring, esofagus, hati, usus besar, rektum, dan payudara pada perempuan. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Addiction, menganalisis data selama 10 tahun dan menegaskan bahwa risiko kanker akibat alkohol tertinggi di kalangan peminum berat, namun juga berdampak pada peminum ringan dan moderat. Studi ini juga menemukan bahwa alkohol bertanggung jawab atas 5,8% dari semua kematian akibat kanker pada tahun 2012, serta mengingatkan bahwa hubungan antara alkohol dan kanker sangat nyata, dan tidak ada bukti kuat yang mendukung klaim bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah sedang dapat melindungi dari penyakit kardiovaskular.[2]