Anafilaksis

Anafilaksis
Angioedema pada wajah hingga anak laki-laki ini tidak dapat membuka matanya. Reaksi ini disebabkan oleh paparan alergen.
Informasi umum
SpesialisasiImunologi
PenyebabGigitan serangga, makanan, obat[1]
Aspek klinis
Gejala dan tandaRuam gatal, pembengkakan tenggorokan, dispnea, kepala terasa ringan[1]
Awal munculHitungan menit hingga beberapa jam.[1]
DiagnosisBerdasarkan gejala[2]
Kondisi serupaReaksi alergi, angioedema, asma, sindrom karsinoid[2]
PerawatanEpinefrin, infus[1]
Prevalensi0.05–2%[3]

Anafilaksis adalah suatu reaksi alergi berat yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian.[4][5] Anafilaksis biasanya ditunjukkan dengan beberapa gejala termasuk di antaranya ruam gatal, pembengkakan tenggorokan, dispnea, muntah, pusing berasa mau pingsan, dan tekanan darah rendah. Gejala-gejala ini akan timbul dalam hitungan menit hingga jam.[1]

Penyebab yang umum dari reaksi ini adalah gigitan serangga, makanan, dan obat. Penyebab lainnya dapat berupa paparan lateks. Selain itu, kasus dapat terjadi tanpa alasan yang jelas.[1] Mekanisme terjadinya anafilaksis melibatkan pelepasan mediator dari sel darah putih tertentu. Pelepasan protein ini dapat disebabkan oleh reaksi sistem imun ataupun oleh sebab lain yang tidak berkaitan dengan sistem imun.[6] Diagnosis anafilaksis dilakukan berdasarkan gejala dan tanda pada seseorang setelah terjadi paparan dengan alergen potensial.[1]

Tata laksana awal anafilaksis adalah pemberian suntikan epinefrin, pemasangan infus, dan pengaturan posisi tubuh mendatar.[1][7] Dosis epinefrin tambahan dapat diberikan apabila diperlukan. Membawa injektor epinefrin otomatis dan tanda pengenal mengenai kondisi medis direkomendasikan bagi orang yang memiliki riwayat anafilaksis.[1][7]

Di seluruh dunia, sekitar 0,05–2% dari populasi pernah mengalami anafilaksis pada suatu saat dalam kehidupannya. Angka ini tampaknya terus meningkat.[3] Anafilaksis lebih sering terjadi pada kalangan remaja dan wanita.[7][8] Istilah ini berasal dari bahasa Yunani Kuno: ana yang berarti "lawan", dan phylaxis yang berarti "pertahanan".[9]

  1. ^ a b c d e f g h i "Anaphylaxis". National Institute of Allergy and Infectious Diseases. April 23, 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-05-04. Diakses tanggal 4 February 2016. 
  2. ^ a b Caterino, Jeffrey M.; Kahan, Scott (2003). In a Page: Emergency medicine (dalam bahasa Inggris). Lippincott Williams & Wilkins. hlm. 132. ISBN 9781405103572. 
  3. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama World11
  4. ^ Sampson HA, Muñoz-Furlong A, Campbell RL, et al. (February 2006). "Second symposium on the definition and management of anaphylaxis: summary report—Second National Institute of Allergy and Infectious Disease/Food Allergy and Anaphylaxis Network symposium". The Journal of Allergy and Clinical Immunology. 117 (2): 391–7. doi:10.1016/j.jaci.2005.12.1303. PMID 16461139. 
  5. ^ Tintinalli, Judith E. (2010). Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide (Emergency Medicine (Tintinalli)). New York: McGraw-Hill Companies. hlm. 177–182. ISBN 0-07-148480-9. 
  6. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Khan11
  7. ^ a b c The EAACI Food Allergy and Anaphylaxis Guidelines Group (August 2014). "Anaphylaxis: guidelines from the European Academy of Allergy and Clinical Immunology". Allergy. 69 (8): 1026–45. doi:10.1111/all.12437. PMID 24909803. 
  8. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama CEA11
  9. ^ Gylys, Barbara (2012). Medical Terminology Systems: A Body Systems Approach. F.A. Davis. hlm. 269. ISBN 9780803639133. 

Developed by StudentB