Angkatan Roket Tentara Pembebasan Rakyat | |
---|---|
中国人民解放军火箭军 Zhōngguó Rénmín Jiěfàngjūn Huǒjiàn Jūn | |
Aktif | 1 Juli 1966 |
Negara | Tiongkok |
Aliansi | Partai Komunis Tiongkok |
Tipe unit | Pasukan Rudal Strategis dan Taktis |
Peran | Penggentar strategis Serangan kedua |
Jumlah personel | 280.000 personel aktif |
Bagian dari | Tentara Pembebasan Rakyat |
Markas Pusat | Qinghe, Distrik Haidian, Beijing, Tiongkok |
Himne | 火箭军进行曲 ("Mars Angkatan Roket") |
Peralatan | Misil balistik Rudal jelajah |
Pertempuran | |
Situs web | Situs web resmi |
Insignia | |
Bendera | |
Lencana |
Angkatan Roket Tentara Pembebasan Rakyat atau People's Liberation Army Rocket Force (PLARF; Hanzi: 中国人民解放军火箭军; Pinyin: Zhōngguó Rénmín Jiěfàngjūn Huǒjiàn Jūn), sebelumnya Korps Artileri Kedua atau Second Artillery Corps (SAC; Hanzi: 第二炮兵), adalah pasukan strategis dan taktis rudal dari Republik Rakyat Tiongkok. PLARF adalah bagian komponen Tentara Pembebasan Rakyat dan mengendalikan gudang persenjataan balistik darat (termo) nuklir dan konvensional. Organisai militer ini didirikan pada 1 Juli 1966 dan muncul pertama kali di muka umum pada 1 Oktober 1984. Markas operasi terletak di Qinghe, Beijing. PLARF berada di bawah komando langsung Komisi Militer Pusat (KMP).
Secara total, Tiongkok diperkirakan memiliki 280 hulu ledak nuklir, dengan jumlah yang tidak diketahui aktif maupun siap untuk dikerahkan. Namun, pada 2013, Intelijen Amerika Serikat memperkirakan arsenal ICBM China aktif berkisar antara 50 dan 75 rudal darat dan laut. PLARF terdiri dari sekitar 100.000 personel dan enam brigade rudal balistik. Enam brigade dikerahkan secara independen di berbagai wilayah militer di seluruh negeri. Saat ini ia memiliki 1.833 rudal balistik dan 350 rudal jelajah di gudang persenjataannya.[1][2]
Namanya diubah menjadi Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLARF) pada 1 Januari 2016. Beberapa laporan telah menyarankan bahwa PLARF dapat mengendalikan seluruh trias rudal nuklir China, termasuk rudal balistik berbasis laut.[3][4][5]
China memiliki persenjataan rudal darat terbesar di dunia. Menurut perkiraan Pentagon, ini termasuk 1.200 rudal balistik jarak dekat yang dipersenjatai secara konvensional, dua ratus hingga tiga ratus rudal balistik jarak menengah konvensional dan jumlah yang tidak diketahui dari rudal balistik jarak menengah konvensional, serta dua hingga tiga ratus rudal jelajah berbasis darat. Banyak dari ini sangat akurat, yang akan memungkinkan mereka untuk menghancurkan target bahkan tanpa hulu ledak nuklir.[6]
This report also quotes Chinese expert Song Zhongping saying that the Rocket Force could incorporate 'PLA sea-based missile unit[s] and air-based missile unit[s]'.