Angkutan cepat

MRT Jakarta merupakan angkutan cepat yang beroperasi di Jakarta, Indonesia
London Underground adalah jaringan angkutan cepat pertama dan tertua di dunia.
New York City Subway adalah jaringan angkutan cepat operator tunggal terbesar di dunia berdasarkan jumlah stasiun metro, dengan 472 stasiun.
Sistem angkutan cepat di seluruh dunia:[1]
  Angkutan cepat di satu kota
  Angkutan cepat di dua atau lebih kota
  Angkutan cepat dalam pembangunan
  Angkutan cepat sedang direncanakan
  Tidak ada angkutan cepat

Angkutan cepat atau disebut juga kereta bawah tanah atau Moda Raya Terpadu (MRT) (bahasa Inggris: metro, subway, mass rapid transit, ) adalah sebuah jaringan transportasi umum dengan menggunakan kereta rel listrik di wilayah perkotaan besar dengan kapasitas dan frekuensi yang tinggi, serta dengan jalur yang dipisah dari jaringan transportasi lainnya.[2][3] Jaringan angkutan cepat umumnya ditempatkan di terowongan bawah tanah atau rel layang yang berada di atas tanah. Di luar wilayah perkotaan, angkutan cepat dapat didirikan di permukaan tanah dengan jalur yang masih terpisah.[4]

Layanan dalam sistem angkutan cepat disediakan dalam jalur khusus antara stasiun angkutan cepat menggunakan kereta rel listrik dalam sebuah rel, meskipun beberapa sistem menggunakan roda karet pemandu, penggerak magnetik (maglev), atau monorel. Umumnya sistem ini terintegrasi dengan transportasi publik lainnya dan sering kali dioperasikan oleh otoritas transportasi publik yang sama. Angkutan cepat memiliki kapasitas yang lebih besar dan lebih cepat dibandingkan dengan trem atau kereta api ringan, tetapi tidak secepat dan sejauh kereta api komuter. Sistem ini masih belum terkalahkan dalam kemampuan mengangkut sejumlah besar orang secara cepat dalam jarak yang pendek dengan sedikit tanah yang digunakan. Variasi dari angkutan cepat meliputi pengangkut penumpang (people mover), metro ringan skala kecil, dan hibrida kereta api komuter S-Bahn.

Sistem angkutan cepat pertama adalah London Underground, yang dibuka pada tahun 1863. Teknologi ini secara cepat menyebar pe kota lain di Eropa, dan kemudian ke Amerika Serikat di mana sistem rel udara diaplikasikan. Saat pertama kali sistem ini menggunakan lokomotif uap, yang kemudian beralih menjadi sitem elektrik. Sejak saat itu pertumbuhan terbesar terjadi di Asia dan mulai menggunakan sistem tanpa pengemudi. Lebih dari 160 telah mengaplikasikan sistem angkutan cepat, dengan total lebih dari 8.000 km (4.900 mil) rel dan 7.000 stasiun. Dua puluh lima kota sedang melakukan pembangunan sistem ini.

Sistem metro terbesar di dunia dalam hal panjang jalur dan jumlah stasiun adalah New York City Subway, tetapi jika dilihat dari panjang seluruh jalur yang terbesar adalah London Underground dan Metro Shanghai.[5] Sistem metro tersibuk di dunia dalam hal jumlah penumpang harian dan tahunan adalah angkutan cepat di Tokyo dan Metro Moskow.

  1. ^ "Urbanrail.net > metro - subway - light rail". www.urbanrail.net. Diakses tanggal 2021-07-26. 
  2. ^ "Rapid transit". Merriam-Webster. Diakses tanggal 2008-02-27. ; "Metro". International Association of Public Transport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-10-10. Diakses tanggal 2008-02-27. 
  3. ^ "Glossary of Transit Terminology". American Public Transportation Association. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-05. Diakses tanggal 2008-02-27. 
  4. ^ Wright, Lloyd; Fjellstrom, Karl (2003). "Sustainable Transport: A Sourcebook for Policy-makers in Developing Cities - Mass Rapid Transit" (PDF). The Institute for Transportation and Development Policy (ITDP). 
  5. ^ "Shanghai now the world's longest metro". 4 May 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-19. Diakses tanggal 4 May 2010. 

Developed by StudentB