Wilayah metropolitan adalah sebuah wilayah yang terdiri dari aglomerasi perkotaan padat penduduk, kawasan industri, kawasan komersial, jaringan transportasi, infrastruktur, dan area perumahan.[1][2] Area metro biasanya terdiri dari beberapa kota utama dan kota madya yang mencakup kampung, kota besar, kota praja, borough, pinggiran kota, kabupaten, distrik, dan bahkan negara bagian. Ketika institusi sosial, ekonomi, dan politik telah berubah, wilayah metropolitan telah menjadi wilayah ekonomi dan politik utama.[3]
Wilayah metropolitan biasanya mencakup kota-kota satelit, kota-kota kecil, dan daerah pedesaan yang secara sosial ekonomi terikat dengan kota-kota utama atau inti perkotaan, seringkali diukur dengan pola perjalanan.[4] Area metropolitan terkadang berlabuh oleh satu kota pusat seperti wilayah metropolitan Paris (Paris) atau wilayah metropolitan Mumbai (Mumbai). Dalam kasus lain, wilayah metropolitan memiliki banyak pusat yang sama atau hampir sama pentingnya terutama di Amerika Serikat, misalnya wilayah metropolitan Dallas–Fort Worth memiliki 8 kota utama. Wilayah metropolitan Islamabad–Rawalpindi di Pakistan, Rhine-Ruhr di Jerman, dan Randstad di Belanda adalah contoh lainnya.[5]
Di Amerika Serikat, konsep area metropolitan sudah sangat terkenal. Wilayah metropolitan Washington Raya adalah contoh pengelompokan kota independen secara statistik dan dari berbagai negara bagian untuk membentuk kota yang lebih besar karena kedekatan sejarah dan konvergensi perkotaan baru-baru ini.
Area metropolitan sendiri mungkin menjadi bagian dari megalopolis yang lebih besar. Untuk pusat perkotaan yang terletak di luar wilayah metropolitan menghasilkan daya tarik serupa dalam skala yang lebih kecil untuk suatu wilayah. Konsep regiopolis dan masing-masing kawasan regiopolitan telah diperkenalkan oleh profesor Jerman pada tahun 2006.[6] Di Amerika Serikat, diistilahkan sebagai wilayah statistik mikropolitan.