Bagian dari seri tentang |
Filsafat agama |
---|
Indeks artikel filsafat agama |
Argumen dari moralitas adalah argumen yang diajukan untuk membuktikan keberadaan Tuhan. Argumen dari moralitas didasarkan pada normativitas atau tatanan moral. Argumen ini mengamati beberapa aspek moralitas dengan menyatakan bahwa keberadaan Tuhan merupakan satu-satunya penjelasan terbaik, sehingga membuktikan bahwa Tuhan ada. Argumen dari tatanan moral didasarkan pada klaim bahwa tatanan moral harus ada di alam semesta. Menurut pendukung argumen ini, agar tatanan moral ini ada, keberadaan Tuhan diperlukan. Argumen dari moralitas patut dicatat bahwa seseorang tidak dapat mengevaluasi keabsahan argumen tanpa memperhatikan hampir setiap masalah filosofis penting dalam metaetika .
Immanuel Kant seorang filsuf Jerman merancang argumen dari moralitas berdasarkan nalar praktis. Kant berpendapat bahwa tujuan kemanusiaan adalah untuk mencapai kebahagiaan dan kebajikan sempurna (summum bonum). Ia berkeyakinan bahwa akhirat harus ada agar hal ini mungkin dan Tuhan harus ada untuk memungkinkan hal tersebut. Dalam bukunya Mere Christianity, C. S. Lewis berargumen bahwa "hati nurani menunjukkan pada kita hukum moral yang sumbernya tidak dapat diperoleh dari hal-hal duniawi, sehingga mengarah pada pembuat hukum supernatural."[1][2]
C.S. Lewis offered a popularized version of such an argument in a series of talks for the BBC during World War II, later published in his Mere Christianity Lewis argued that conscience reveals to us a moral law whose source cannot be found in the natural world, thus pointing to a supernatural Lawgiver.
In his highly influential book Mere Christianity, C. S. Lewis revived the moral argument for the existence of God. By moving from the fact of human quarrels and the moral law that these presuppose, to the reality of God as the moral Lawgiver whose law people break, Lewis set forth a foundation not only for the existence of God, but for the message that "the Christians are talking about.... The tell you how the demands of this law, which you and I cannot meet, have been met on our behalf, how God himself becomes a man to save a man from the disapproval of God."