Bagian dari seri |
Ilmu Pengetahuan |
---|
Arkeoastronomi adalah interdisiplin ilmu astronomi dan berbagai ilmu sosial yang menyelidiki keterkaitan kebudayaan masyarakat di masa lampau terhadap benda-benda atau fenomena yang ada dan terjadi di langit.[1][2][3][4] Pengertian arkeoastronomi sering kali disalahartikan terkait nama "arkeo" yang menjadi awalan dari istilah ini—alih-alih hanya mengkaji peninggalan sejarah yang berkaitan dengan astronomi, arkeoastronomi juga terlibat dalam pengkajian nilai, tradisi, dan praktik-praktik dalam kebudayaan masyarakat terkait berbagai benda dan fenomena yang ada di langit.[1][4]
Objek kajian ini menghasilkan istilah lainnya seperti etnoastronomi—interdisiplin ilmu etnografi dan astronomi—dan antropologi astronomi dengan kajian yang sering kali beririsan atau bahkan dianggap sama dengan arkeoastronomi.[3][4][5] Anthony F. Aveni, salah seorang pelopor perkembangan ilmu arkeoastronomi menyatakan bahwa, arkeoastronomi telah menjadi pertemuan tiga bidang kajian ilmu yang memiliki keterkaitan dengan kajian ilmu astronomi kuno yaitu:[2][5]
Ilmu arkeoastronomi merupakan cabang ilmu yang relatif baru. Meskipun begitu, kajian-kajian dengan topik terkait telah lama dilakukan oleh para peneliti.[2][6][7] Kelahiran ilmu arkeoastronomi pada awalnya didasari oleh ketertarikan para ahli arkeologi pada dasawarsa 1960-an untuk mempelajari keterkaitan monumen-monumen peradaban kuno seperti Piramida Giza, Stonehenge, dan Newgrange terhadap konstelasi bintang, planet, dan pergerakan Matahari.[8][2][7] Seiring berjalannya waktu, tema dan permasalahan yang dikaji dalam ilmu arkeoastronomi mulai meluas. Arkeoastronomi tidak lagi hanya mengkaji keterkaitan monumen-monumen kuno terhadap langit, tetapi mulai memperhatikan konsep-konsep yang terkait dengan kebudayaan, kalender, sistem navigasi kuno, hingga peristiwa politik.[9]