Artropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan, dan hewan sejenis lainnya. Artropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Kata artropoda berasal dari bahasa Yunani ἄρθρον árthron, "ruas, buku, atau segmen", dan πούς pous (podos), "kaki", yang jika disatukan berarti "kaki berbuku-buku".[1] Artropoda juga dikenal dengan nama hewan berbuku-buku atau hewan beruas.
Artropoda | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | Eukaryota |
Kerajaan: | Animalia |
Subkerajaan: | Eumetazoa |
Klad: | ParaHoxozoa |
Klad: | Bilateria |
Klad: | Nephrozoa |
(tanpa takson): | Protostomia |
Superfilum: | Ecdysozoa |
(tanpa takson): | Panarthropoda |
(tanpa takson): | Tactopoda |
Filum: | Arthropoda Gravenhorst, 1843[2][3] |
Upafilum dan Kelas | |
|
Karakteristik yang membedakan artropoda dengan filum yang lain yaitu: tubuh bersegmen, segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan (asal penamaan Artropoda), simetribu bilateral, eksoskeleton berkitin. Secara berkala mengalir dan diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan, kanal alimentari seperti pipa dengan mulut dan anus, sistem sirkulasi terbuka, hanya pembuluh darah yang biasanya berwujud sebuah struktur dorsal seperti pipa menuju kanal alimentar dengan bukaan lateral di daerah abdomen, rongga tubuh; sebuah rongga darah atau hemosol dan selom tereduksi.
Sistem saraf mereka seperti tangga tali, terdiri atas sebuah ganglion anterior atau otak yang berlokasi di atas kanal alimentari, sepasang penghubung yang menyalurkan dari otak ke sekitar kanal alimentari dan tali saraf ganglion yang berlokasi di bawah kanal alimentary, ekskresi biasanya oleh tubulus malphigi. Tabung kosong yang masuk kanal alimentari dan material hasil ekskresi melintas keluar lewat anus, respirasi dengan insang atau trakhea dan spirakel, tidak ada silia atau nefridia.
Penglihatan mereka bergantung pada berbagai variasi kombinasi mata majemuk dan ocelli (mata tunggal) yang berbentuk mangkuk pigmen: pada kebanyakan spesies ocelli hanya dapat mendeteksi arah dari sumber cahaya, dan mata majemuk adalah sumber informasi utama, tetapi mata utama pada laba-laba adalah ocelli yang dapat membentuk bayangan dan dalam beberapa kasus, dapat berputar untuk melacak mangsa. Arthopoda juga memiliki berbagai sensor kimia dan mekanik, sebagian besar didasarkan pada modifikasi dari banyak setae (bulu) yang keluar melalui kutikula mereka. Metode repoduksi artropoda beragam; semua spesies darat menggunakan pembuahan dalam, tetapi sering dilakukan dengan cara pemindahan sperma tidak langsung. Spesies air menggunakan pembuahan dalam atau pembuahan luar. Hampir semua artropoda bertelur, tetapi kalajengking melahirkan setelah telurnya menetas di dalam tubuh induknya. Atropoda muda bervariasi bentuknya, mulai dari menyerupai dewasa dengan ukuran lebih kecil hingga berupa larva dan ulat yang tidak memiliki kaki berbuku-buku yang akhirnya akan mengalami metamorfosis total untuk mencapai bentuk dewasa. Penjagaan induk terhadap artropoda muda bervariasi dari yang tidak ada sama sekali hingga penjagaan yang lama, seperti yang dilakukan oleh kalajengking.
Garis evolusi artropoda dapat ditelusuri dari periode Kambrium. Kelompok ini umumnya dianggap sebagai monofiletik dan banyak analisis mendukung penempatan artropoda bersama dengan cycloneuralia dalam superfilum Ecdysozoa. Namun, hubungan dasar Metazoa belum diketahui secara pasti. Begitu pula hubungan di antara sesama kelompok artropoda masih sering diperdebatkan.
Artropoda memiliki kontribusi terhadap suplai makanan manusia, baik langsung (sebagai makanan) maupun tidak langsung, seperti membantu penyerbukan. Beberapa spesies tertentu diketahui merupakan vektor penyakit berbahaya bagi manusia, hewan, dan tumbuhan.