Bahasa Melayu BPS: 0030 3
Bahasa Melayu بهاس ملايو • ꤷꥁꤼ ꤸꥍꤾꤿꥈ | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Pengucapan | [ba.ha.sa mə.la.ju] | ||||||||||||
Dituturkan di | Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand Selatan, Pulau Natal, dan Kepulauan Cocos | ||||||||||||
Wilayah | Asia Tenggara Maritim | ||||||||||||
Etnis | Melayu Berbagai etnis di Indonesia (sebagai bahasa indonesia) | ||||||||||||
Penutur | Jumlah gabungan penutur bahasa Indonesia dengan bahasa Melayu lain: B1 77 juta (2007)[3] B1 dan B2: 200–290 juta (2009)[4] Perincian data penutur Jumlah penutur beserta (jika ada) metode pengambilan, jenis, tanggal, dan tempat.[5]
| ||||||||||||
| |||||||||||||
Bentuk baku |
| ||||||||||||
Abjad Latin Abjad Jawi[6] Aksara Thai (di Thailand) | |||||||||||||
Bahasa Melayu Berkode Tangan | |||||||||||||
Status resmi | |||||||||||||
Bahasa resmi di | Indonesia (Bahasa Melayu merupakan bahasa daerah, sedangkan bahasa Indonesia merupakan bahasa kebangsaan dan resmi) Malaysia (Bahasa Melayu adalah bahasa kebangsaan menurut Undang-Undang Dasar Perserikatan Malaysia, disebut juga bahasa Malaysia) Brunei (Bahasa Melayu sebagai bahasa kebangsaan dan bahasa resmi, sedangkan bahasa Melayu Brunei (dialek) dituturkan sebagai bahasa sehari-hari) Singapura (Bahasa Melayu adalah salah satu bahasa resmi dan juga bahasa kebangsaan) | ||||||||||||
Diakui sebagai bahasa minoritas di |
| ||||||||||||
Diatur oleh | Tingkat kebangsaan (nasional): Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa[8] Dewan Bahasa dan Pustaka[9] Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei[10][11] Majelis Bahasa Melayu Singapura[12][13] Tingkat serantau (regional): Majelis Bahasa Brunei-Indonesia-Malaysia (gabungan) | ||||||||||||
Kode bahasa | |||||||||||||
ISO 639-1 | ms | ||||||||||||
ISO 639-2 | may (B) msa (T) | ||||||||||||
ISO 639-3 | msa – kode inklusifKode individual: zlm – Bahasa Melayu (bahasa individu)ind – Bahasa Indonesiazsm – Bahasa Malaysiabtj – Bahasa Melayu Bacanmfb – Bahasa Melayu Bangkapse – Bahasa Melayu Tengah (termasuk bahasa Bengkulu)bve – Bahasa Melayu Beraubew – Bahasa Betawibvu – Bahasa Melayu Bukitcoa – Bahasa Melayu Cocoshji – Bahasa Hajimeo – Bahasa Melayu Kedahmfa – Bahasa Melayu Kelantan-Pattanimqg – Bahasa Melayu Kota Bangunvkt – Bahasa Melayu Kutai Tenggarongjax – Bahasa Melayu Jambimui – Bahasa Melayu Musi (termasuk Bahasa Palembang)zmi – Bahasa Melayu Negeri Sembilanmsi – Bahasa Melayu Sabah | ||||||||||||
Glottolog | indo1326 (cocok sebagian)[14] | ||||||||||||
Linguasfer | 31-MFA-a | ||||||||||||
IETF | ms | ||||||||||||
BPS (2010) | 0030 3 | ||||||||||||
| |||||||||||||
Lokasi penuturan | |||||||||||||
Daerah persebaran bahasa Melayu: Indonesia
Malaysia
Singapura dan Brunei
Timor Leste, tempat bahasa Indonesia sebagai bahasa kerja
Thailand Selatan dan Kepulauan Cocos, tempat ragam bahasa Melayu lain dituturkan | |||||||||||||
Peta negara-negara Malayofon, yakni negara yang menuturkan bahasa Melayu (termasuk bahasa Melayu Malaysia dan bahasa Indonesia) serta beberapa wilayah diluar Malayofon yang memiliki persebaran bahasa Melayu di wilayahnya.
Sebagai bahasa resmi
Sebagai bahasa Minoritas ataupun bahasa yang dituturkan dalam lingkup tertentu | |||||||||||||
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
| |||||||||||||
Portal Bahasa | |||||||||||||
Bahasa Melayu (pelafalan dalam bahasa Indonesia: [bahasa məlaju]; Jawi: بهاس ملايو, Rejang: ꤷꥁꤼ ꤸꥍꤾꤿꥈ) merupakan sebuah bahasa dalam rumpun bahasa Austronesia yang dituturkan terutama di Asia Tenggara Maritim. Bahasa ini memiliki sekitar 290 juta penutur (dengan 30 juta sebagai "bahasa Melayu" dan 260 juta sebagai "bahasa Indonesia")[17] di seluruh dunia. Bahasa ini menjadi bahasa kebangsaan dan bahasa resmi di Malaysia (juga dikenal sebagai bahasa Malaysia), Brunei Darussalam, Singapura, dan menjadi akar dari bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi dan bahasa kebangsaan di Indonesia. Selain itu, bahasa Melayu tempatan merupakan salah satu bentuk bahasa daerah di Sumatra, Kalimantan, dan sebagai kreol di berbagai daerah di Indonesia dan bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa kerja di Timor Leste (bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa kerja selain bahasa Inggris). Penggunaan istilah "bahasa Melayu" di Indonesia pada umumnya merujuk pada dialek bahasa Melayu yang merupakan bahasa daerah di Indonesia.
Bahasa Melayu merupakan bahasa perantara dalam kegiatan perdagangan dan keagamaan di Kepulauan Nusantara. Migrasi kemudian juga turut memperluas pemakaiannya. Selain negara tersebut, bahasa Melayu dituturkan pula di sebagian kecil Filipina (Kepulauan Sulu dan Mindanao sebagai bahasa Melayu Sabah), Sri Lanka, dan Thailand Selatan. Bahasa ini juga dituturkan oleh penduduk Pulau Natal dan Kepulauan Cocos yang menjadi bagian Australia.[18]
Bahasa Melayu Klasik, secara spesifiknya bahasa istana (atau dikenal sebagai Court Malay dalam bahasa Inggris) adalah bahasa baku sastra yang bersusur galur dari Kesultanan Melaka dan Johor-Riau (sekarang Johor (Malaysia) dan Kepulauan Riau (Indonesia)). Oleh sebab itu, bahasa tersebut juga dikenal sebagai bahasa Melayu Melaka, Johor, atau Riau (atau berbagai macam gabungan nama berdasarkan tiga tempat ini) untuk membedakannya dari anggota rumpun bahasa Melayik yang lain. Menurut Ethnologue 16, beberapa ragam Melayik dicantumkan sebagai bahasa terpisah, termasuk ragam bahasa Melayu Semenanjung yang dituturkan oleh orang Asli, yang terkait erat dengan bahasa Melayu Baku yang mungkin dianggap sebagai dialek-dialeknya. Terdapat juga bahasa dagang dan kreol Melayu yang didasarkan pada bahasa perantara yang bersusur galur dari bahasa Melayu Klasik.
Bahasa Melayu mempunyai banyak dialek dan setiap dialek mempunyai perbedaan kentara dari segi pengucapan dan kosakata. Misalnya, bahasa Melayu Riau berbeda dialek dengan bahasa Melayu Palembang, Padang, Jambi, dan Bengkulu. Melayu Riau menggunakan dialek "e" sedangkan bahasa Melayu Palembang, Padang, Jambi, dan Bengkulu menggunakan dialek "o". Selain itu, bahasa yang digunakan oleh masyarakat peranakan atau Tionghoa Selat (campuran pendatang Tionghoa dan penduduk asal) merupakan campuran antara Bahasa Melayu dan dialek Hokkien. Bahasa ini dahulunya banyak digunakan di negeri-negeri selat seperti Sumatera Utara (terutama di Medan), Riau, Pulau Pinang, dan Melaka. Walau bagaimanapun, kini kaum peranakan di Malaysia dan Singapura lebih gemar berbahasa Hokkien atau Inggris.
James T. Collins (Bahasa Sanskerta dan Bahasa Melayu, Jakarta: KPG 2009) gives a conservative estimate of approximately 200 million, and a maximum estimate of 250 million speakers of Malay (Collins 2009, p. 17).