Bahasa Melayu Kuno
Bahasa Melayu Kuno | |||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Wilayah | |||||||||||||||
Etnis | Para penutur bahasa-bahasa Malayik | ||||||||||||||
Era | Abad ke-7 hingga ke-14 M | ||||||||||||||
| |||||||||||||||
Aksara Pallawa | |||||||||||||||
Kode bahasa | |||||||||||||||
ISO 639-3 | omy | ||||||||||||||
Glottolog | oldm1243 [2] | ||||||||||||||
IETF | omy | ||||||||||||||
| |||||||||||||||
Lokasi penuturan | |||||||||||||||
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini. | |||||||||||||||
Koordinat: 0°39′0″S 103°21′0″E / 0.65000°S 103.35000°E | |||||||||||||||
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
| |||||||||||||||
Portal Bahasa | |||||||||||||||
Bahasa Melayu Kuno (atau Melayu Kuno saja tanpa "bahasa", terkadang juga disebut sebagai Melayu Tua, bahasa Inggris: Old Malay, OM) adalah nama yang digunakan untuk merujuk suatu bahasa tertulis pada beberapa prasasti yang berasal dari abad ke-7 hingga abad ke-10 masehi yang ditemukan di Sumatra dan Jawa. Sebagian besar prasasti yang menjadi sumber korpus (bukti tertulis) Melayu Kuno berkaitan dengan sejarah Kerajaan Sriwijaya.[5] Nama "Melayu Kuno" menunjukkan bahwa bahasa ini adalah pendahulu dari bahasa Melayu Klasik (lalu bahasa Melayu Modern), walau beberapa ahli memiliki pandangan berbeda terhadap hal tersebut, yaitu apakah bahasa ini memang "bahasa Melayu", dan juga apakah bahasa ini memang berada di dalam rumpun bahasa Melayik. Ini disebabkan oleh bagaimana bahasa tersebut menggunakan imbuhan dan kata ganti orangnya, yang mana beberapa di antaranya tampak begitu beda dengan bahasa klasik dan modernnya.[6][7][8] [9]
Bahasa Melayu pertama kali digunakan pada milenium pertama yang dikenal sebagai bahasa Melayu Kuno, bagian dari rumpun bahasa Austronesia. Dalam waktu dua milenium, bahasa Melayu telah mengalami berbagai lapisan pengaruh asing melalui perdagangan, antarbangsa, penyebaran agama, penjajahan, dan perkembangan tren sosial politik baru. Tahap tertua bahasa Melayu, yaitu bahasa Melayik purba, berasal dari bahasa Melayu-Polinesia Purba yang dituturkan oleh pemukim Austronesia awal di Asia Tenggara. Tahap inilah yang kemudian berkembang menjadi bahasa Melayu Kuno, ketika mulai muncul pengaruh budaya dan agama India di Nusantara, kata beberapa peneliti linguistik. Dalam prasasti-prasastinya, bahasa Melayu Kuno mengandung banyak sekali kata pinjaman dari bahasa-bahasa India (khususnya Sanskerta), yang membuatnya sulit dipahami oleh sebagian besar penutur modern, berbeda jauh dengan tahapnya yang berikut bahasa Melayu Klasik, di mana di tahap itu juga bahasanya mulai semakin dekat dengan bahasa modernnya.[10]
Bahasa Melayu Kuno yang ditemukan dalam prasasti-prasasti sumber memakai banyak kosakata bahasa Sanskerta dan ditulis menggunakan aksara Pallawa yang merupakan aksara Brahmi sehingga terdapat beberapa penyesuaian yang ditemukan untuk mengakomodasi fonologi Melayu Kuno yang berbeda dengan Sanskerta.[11]