Bandar Seri Begawan
بندر سري بڬاوان (Jawi) | |
---|---|
Ibu kota dan kotamadya | |
Julukan: Venesia dari Timur[1] Bandar Brunei | |
Koordinat: 4°53′25″N 114°56′32″E / 4.89028°N 114.94222°E | |
Negara | Brunei Darussalam |
Distrik | Brunei-Muara |
Kekaisaran Brunei | abad ke 7–18 |
Pendudukan Britania | abad ke 19 |
Pengembangan lahan oleh Britania | 1906 |
Pemindahan kembali pusat administrasi Kesultanan Brunei | 1909 |
Wilayah Dewan Sanitasi | 1921 |
Kotamadya (saat ini) | 1935 |
Pemerintahan | |
• Badan | Bandar Seri Begawan |
Luas | |
• Total | 100,36 km2 (3,875 sq mi) |
Populasi | |
• Perkiraan (2021)[2] | 82.437 |
Demonim | Orang Bandar |
Zona waktu | UTC+8 (BNT) |
Kode area telepon | +673 2 |
Situs web | www |
Bandar Seri Begawan (BSB; Jawi: بندر سري بڬاوان; Melayu: [ˌbandar səˌri bəˈɡawan] ⓘ) adalah ibu kota dan kota terbesar Brunei Darussalam. Secara resmi merupakan kawasan bandaran dengan luas 100,36 kilometer persegi (38,75 mil persegi) dan populasi diperkirakan 82.437 pada tahun 2021.[2] Ini adalah bagian dari Daerah Brunei-Muara yang merupakan rumah bagi lebih dari 70 persen populasi negara tersebut.[3] Ini adalah pusat perkotaan terbesar di negara ini dan secara nominal satu-satunya kota di negara ini. Ibu kota ini adalah lokasi bagi pusat pemerintahan Brunei, serta pusat perdagangan dan kebudayaan. Sebelumnya dikenal sebagai Kota Brunei sampai berganti nama pada tahun 1970 untuk menghormati Sultan Omar Ali Saifuddien III, Sultan Brunei ke-28 dan ayah dari Sultan saat ini, Hassanal Bolkiah.
Sejarah Bandar Seri Begawan dapat ditelusuri kembali ke pendirian pemukiman panggung Melayu di perairan Sungai Brunei yang menjadi cikal bakal Kampong Ayer saat ini. Kota ini menjadi ibu kota Kesultanan Brunei sejak abad ke-16 dan seterusnya, serta pada abad ke-19 ketika menjadi protektorat Inggris. Pendirian Kediaman Inggris pada abad ke-20 menyaksikan pendirian administrasi modern di darat, serta pemukiman kembali bertahap penduduk sungai ke darat. Selama Perang Dunia II, ibu kota diduduki oleh pasukan Jepang sejak 1941 dan dibom pada 1945 setelah pembebasan oleh pasukan Sekutu. Kemerdekaan Brunei dari Inggris dideklarasikan pada 1 Januari 1984 di sebuah alun-alun di pusat kota.
Bandar Seri Begawan adalah lokasi bagi Istana Nurul Iman, istana hunian terbesar di dunia menurut Guinness World Records,[4] dan Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin, bangunan bersejarah ikonik Brunei. Kota ini juga merupakan tempat bagi Kampong Ayer, 'desa air' terbesar di dunia dan dijuluki Venesia dari Timur.[5] Kota ini pernah menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Asia Tenggara ke-20 pada tahun 1999[6] dan KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) ke-8 pada tahun 2000.[7]