Benggala (bahasa Bengali: বাংলা/বঙ্গ, translit. Bangla/Bôngô, diucapkan: [ˈbɔŋgo] ⓘ) merupakan sebuah istilah geografi sejarah, etnolinguistik dan budaya yang merujuk pada wilayah di bagian timur anak benua India di atas Teluk Benggala. Wilayah Benggala inti terbagi antara Bangladesh dan negara bagian Benggala Barat, India. Negara bagian Assam, Jharkhand dan Tripura juga memiliki populasi etnik Bengali yang besar. Diaspora Bengali yang besar ada di seluruh dunia. Bahasa Bengali merupakan bahasa berpenutur terbanyak keenam di dunia.
Berbagai suku bangsa Indo-Arya, Dravida, Austrik dan suku bangsa lainnya telah menghuni wilayah ini sejak zaman klasik. Kerajaan Wangga kuno dinamakan berdasarkan wilayah Benggala.[1] Kalender Bengali berasal dari masa pemerintahan Shashanka pada abad ke-7. Kekaisaran Pala didirikan di Benggala pada abad ke-8. Dinasti Sena dan dinasti Deva menguasai dari abad ke-11 hingga ke-13. Pada abad ke-14, dikuasai dengan penaklukan anak benua India oleh Muslim. Kesultanan Benggala yang independen dibentuk dan menjadi batas dunia Islam di timur.[2][3][4] Selama periode ini, kekuasaan dan pengaruh Benggala menyebar ke Assam, Arakan, Tripura, Bihar dan Orissa.[5][6] Subah Benggala kemudian menjadi provinsi paling makmur di Kekaisaran Mughal.
Nawab Benggala independen yang terakhir dikalahkan pada 1757 di Pertempuran Plassey oleh Perusahaan Hindia Timur. Kepresidenan Benggala milik perusahaan berkembang menjadi unit administratif terbesar di India Britania Raya dengan Calcutta sebagai ibu kota Benggala dan India hingga 1911. Akibat dari pemisahan Benggala pertama, provinsi berumur pendek bernama Benggala Timur dan Assam berdiri dari 1905 hingga 1911 dengan ibu kota di bekas ibu kota Mughal, Dhaka. Setelah referendum Sylhet dan pemungutan suara oleh Dewan Legislatif Benggala dan Majelis Legislatif Benggala, wilayah ini kembali dipisahkan dengan garis agama pada 1947.
Budaya Benggala, khususnya sastra, musik, seni dan perfilman terkenal di Asia Selatan dan sekitarnya. Wilayah ini juga terkenal dengan ilmuwan ekonomi dan sosial, termasuk beberapa penerima Nobel. Pernah menjadi tempat bagi kota dengan pemasukan per kapita tertinggi di India Britania Raya,[7][8] wilayah ini sekarang merupakan pemimpin di Asia Selatan dalam hal paritas gender, kesenjangan upah berdasarkan gender dan indeks pembangunan manusia lainnya.[9][10][11][12][13]