4Be Berilium | |||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Sifat umum | |||||||||||||||||||||||
Pengucapan | /bèrilium/[1] | ||||||||||||||||||||||
Penampilan | metalik putih abu-abu | ||||||||||||||||||||||
Berilium dalam tabel periodik | |||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||
Nomor atom (Z) | 4 | ||||||||||||||||||||||
Golongan | golongan 2 (logam alkali tanah) | ||||||||||||||||||||||
Periode | periode 2 | ||||||||||||||||||||||
Blok | blok-s | ||||||||||||||||||||||
Kategori unsur | logam alkali tanah | ||||||||||||||||||||||
Berat atom standar (Ar) |
| ||||||||||||||||||||||
Konfigurasi elektron | 1s2 2s2 | ||||||||||||||||||||||
Elektron per kelopak | 2, 2 | ||||||||||||||||||||||
Sifat fisik | |||||||||||||||||||||||
Fase pada STS (0 °C dan 101,325 kPa) | padat | ||||||||||||||||||||||
Titik lebur | 1560 K (1287 °C, 2349 °F) | ||||||||||||||||||||||
Titik didih | 2742 K (2469 °C, 4476 °F) | ||||||||||||||||||||||
Kepadatan mendekati s.k. | 1,85 g/cm3 | ||||||||||||||||||||||
saat cair, pada t.l. | 1,690 g/cm3 | ||||||||||||||||||||||
Titik kritis | 5205 K, MPa (diekstrapolasi) | ||||||||||||||||||||||
Kalor peleburan | 12,2 kJ/mol | ||||||||||||||||||||||
Kalor penguapan | 292 kJ/mol | ||||||||||||||||||||||
Kapasitas kalor molar | 16,443 J/(mol·K) | ||||||||||||||||||||||
Tekanan uap
| |||||||||||||||||||||||
Sifat atom | |||||||||||||||||||||||
Bilangan oksidasi | 0,[2] +1,[3] +2 (oksida amfoter) | ||||||||||||||||||||||
Elektronegativitas | Skala Pauling: 1,57 | ||||||||||||||||||||||
Energi ionisasi | ke-1: 899,5 kJ/mol ke-2: 1757,1 kJ/mol ke-3: 14.848,7 kJ/mol (artikel) | ||||||||||||||||||||||
Jari-jari atom | empiris: 112 pm | ||||||||||||||||||||||
Jari-jari kovalen | 96±3 pm | ||||||||||||||||||||||
Jari-jari van der Waals | 153 pm | ||||||||||||||||||||||
Lain-lain | |||||||||||||||||||||||
Kelimpahan alami | primordial | ||||||||||||||||||||||
Struktur kristal | heksagon | ||||||||||||||||||||||
Kecepatan suara batang ringan | 12.890[4] m/s (pada s.k.) | ||||||||||||||||||||||
Ekspansi kalor | 11,3 µm/(m·K) (suhu 25 °C) | ||||||||||||||||||||||
Konduktivitas termal | 200 W/(m·K) | ||||||||||||||||||||||
Resistivitas listrik | 36 Ω·m (suhu 20 °C) | ||||||||||||||||||||||
Arah magnet | diamagnetik | ||||||||||||||||||||||
Suseptibilitas magnetik molar | −9,0×10−6 cm3/mol[5] | ||||||||||||||||||||||
Modulus Young | 287 GPa | ||||||||||||||||||||||
Modulus Shear | 132 GPa | ||||||||||||||||||||||
Modulus curah | 130 GPa | ||||||||||||||||||||||
Rasio Poisson | 0,032 | ||||||||||||||||||||||
Skala Mohs | 5,5 | ||||||||||||||||||||||
Skala Vickers | 1670 MPa | ||||||||||||||||||||||
Skala Brinell | 590–1320 MPa | ||||||||||||||||||||||
Nomor CAS | 7440-41-7 | ||||||||||||||||||||||
Sejarah | |||||||||||||||||||||||
Penemuan | L. Vauquelin (1798) | ||||||||||||||||||||||
Isolasi pertama | F. Wöhler & A. Bussy (1828) | ||||||||||||||||||||||
Isotop berilium yang utama | |||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||
Berilium (bahasa Latin: beryllium) adalah unsur kimia dengan lambang Be dan nomor atom 4. Berilium merupakan logam alkali tanah berwarna abu-abu-baja yang kuat dan ringan, tetapi rapuh. Berilium merupakan unsur divalen yang terbentuk secara alami hanya dalam kombinasi dengan unsur lain untuk membentuk mineral. Batu permata terkenal yang mengandung berilium tinggi adalah beril (akuamarin, zamrud) dan krisoberil. Ia adalah unsur yang relatif langka di alam semesta, biasanya terjadi sebagai produk dari pemisahan inti atom yang lebih besar yang bertabrakan dengan sinar kosmik. Di dalam inti bintang, berilium dihabiskan karena menyatu menjadi unsur yang lebih berat. Jumlah berilium di kerak Bumi adalah sekitar 0,0004 persen massa kerak Bumi. Produksi berilium tahunan dunia sebesar 220 ton biasanya diproduksi melalui ekstraksi dari mineral beril, proses yang sulit karena berilium berikatan kuat dengan oksigen.
Dalam aplikasi struktural, kombinasi dari kekakuan lentur, stabilitas termal, konduktivitas termal yang tinggi dan massa jenis yang rendah (1,85 kali dari air) menjadikan logam berilium sebagai bahan kedirgantaraan yang diinginkan untuk komponen pesawat terbang, rudal, wahana antariksa, dan satelit.[6] Karena massa jenis dan massa atomnya yang rendah, berilium relatif transparan terhadap sinar-X dan bentuk radiasi pengion lainnya; oleh karena itu, ia adalah bahan jendela paling umum untuk peralatan sinar-X dan komponen detektor partikel.[6] Ketika ditambahkan sebagai unsur paduan ke aluminium, tembaga (terutama paduan tembaga berilium), besi, atau nikel, berilium meningkatkan banyak sifat fisik.[6] Misalnya, perkakas dan komponen yang terbuat dari paduan tembaga berilium bersifat kuat dan keras serta tidak menimbulkan percikan api saat membentur permukaan baja. Di udara, permukaan berilium mudah teroksidasi pada suhu kamar untuk membentuk lapisan pasivasi setebal 1–10 nm yang melindunginya dari oksidasi dan korosi lebih lanjut. Logam berilium teroksidasi secara massal (di luar lapisan pasivasi) saat dipanaskan di atas 500 °C (932 °F), dan terbakar cemerlang saat dipanaskan hingga sekitar 2.500 °C (4.530 °F).
Penggunaan berilium secara komersial memerlukan penggunaan peralatan pengontrol debu yang sesuai dan kontrol industri setiap saat karena toksisitas debu yang mengandung berilium yang dihirup dapat menyebabkan penyakit alergi kronis yang mengancam jiwa pada beberapa orang, yang disebut beriliosis.[7] Beriliosis dapat menyebabkan pneumonia dan penyakit pernapasan terkait lainnya.
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama deGruyter