Tipe Spektrum |
Massa (M☉) | Permukaan gravitasi (log g) |
Temperatur efektif (K) |
Warna index (B − V) |
---|---|---|---|---|
G0V | 1.15 | 4.32 | 5,980 | 0.583 |
G1V | 1.10 | 4.34 | 5,900 | 0.608 |
G2V | 1.07 | 4.35 | 5,800 | 0.625 |
G3V | 1.04 | 4.37 | 5,710 | 0.642 |
G4V [catatan 1] | 1.00 | 4.38 | 5,690 | 0.657 |
G5V | 0.98 | 4.40 | 5,620 | 0.672 |
G6V | 0.93 | 4.42 | 5,570 | 0.690 |
G7V | 0.90 | 4.44 | 5,500 | 0.713 |
G8V | 0.87 | 4.46 | 5,450 | 0.740 |
G9V | 0.84 | 4.48 | 5,370 | 0.776 |
Bintang deret utama tipe-G (tipe spektrum: GV), sering disebut Katai Kuning, atau bintang katai G, adalah bintang deret utama (luminositas kelas V) dari tipe spektrum G. bintang tersebut memiliki massa 0,84-1,15 matahari dan suhu permukaan berkisar 5.300 hingga 6.000 K.[2] Seperti bintang deret utama lainnya, bintang deret utama tipe G meleburkan unsur hidrogen menjadi helium di intinya melalui fusi nuklir.[3] Matahari, bintang yang mengikat gravitasi Bumi di Tata Surya, adalah contoh bintang deret utama tipe-G (tipe G2V). Setiap detik, Matahari menggabungkan sekitar 600 juta ton hidrogen menjadi helium dalam proses yang dikenal sebagai rantai proton-proton (4 hidrogen membentuk 1 helium), proses yang mengubah sekitar 4 juta ton materi menjadi energi.[4][5] Selain Matahari, contoh terkenal lainnya dari bintang deret utama tipe-G adalah Alpha Centauri A, Tau Ceti, dan 51 Pegasi.[6][7][8]
Istilah katai kuning sering merujuk pada bintang Tipe ini, tetapi hal itu keliru, karena bintang tipe-G sebenarnya memiliki warna yang beragam dari putih, untuk tipe yang lebih terang seperti Matahari, hingga yang hanya sedikit kuning untuk bintang-bintang deret utama tipe-G yang kurang masif dan bercahaya.[9] Matahari sebenarnya berwarna putih, dan puncak spektrum cahaya biru dan hijau, tetapi sering terlihat seperti wanna kuning, oranye atau merah melalui Bumi karena pengaruh hamburan atmosfer Rayleigh, terutama saat matahari terbit dan matahari terbenam.[10][11][12] Selain itu, meskipun istilah "katai" digunakan untuk membedakan bintang deret utama kuning dari bintang raksasa, nyatanya katai kuning Matahari lebih terang dari 90% total bintang di Bima Sakti (yang sebagian besar merupakan katai oranye redup, katai merah, dan katai putih, yang terakhir adalah sisa bintang).
Bintang deret utama tipe-G akan memadukan hidrogen selama kurang lebih 10 miliar tahun, sampai hidrogen habis di inti bintang. Ketika ini terjadi, bintang tersebut mengembang berkali-kali lipat dari ukuran sebelumnya dan menjadi raksasa merah, seperti Aldebaran (Alpha Tauri).[13] Akhirnya raksasa merah itu melepaskan lapisan luar gasnya menjadi nebula planet, sementara intinya mendingin dengan cepat dan berkontraksi menjadi katai putih yang padat.[3]
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "catatan", tapi tidak ditemukan tag <references group="catatan"/>
yang berkaitan