Buddhasāsana | |
Jenis | Agama universal |
---|---|
Penggolongan | Darmik |
Kitab suci | Tripitaka |
Teologi | Nonteistik (lihat Ketuhanan dalam Buddhisme) |
Bahasa | Pali, Sanskerta, Prakerta Magadhi, Tionghoa Klasik, dan Tibet |
Daerah | Buddhis |
Pendiri | Siddhattha Gotama |
Didirikan | 588 SM Buddhagayā–Isipatana |
Pecahan | Theravāda, Mahāyāna, Vajrayāna |
Umat | 488 juta (Pew, 2012), 495 juta (Johnson & Grim, 2013), 535 juta (Harvey, 2013) |
Bagian dari seri tentang |
Buddhisme |
---|
Buddhisme (Pali: Buddhadhamma, Buddhasāsana; Sanskerta: बुद्धधर्म, Buddhadharma, atau बुद्धशासन, Buddhaśāsana),[1][2] juga dikenal sebagai Agama Buddha dan Dhammavinaya, adalah suatu agama darmik dan sebuah tradisi filosofis yang berlandaskan kepada ajaran Siddhattha Gotama.[3] Buddhisme merupakan agama dengan pengikut terbanyak keempat di dunia,[4][5] dengan lebih dari 520 juta pengikut, dikenal sebagai Buddhis, yang mencakup tujuh persen dari populasi global.[6][7] Buddhisme juga meliputi beragam ilmu, nilai tradisi, filosofi, kepercayaan, meditasi, dan praktik spiritual yang sebagian besar berdasarkan pada ajaran-ajaran awal yang dikaitkan dengan Siddhattha Gotama dan menghasilkan filsafat yang ditafsirkan. Buddhisme lahir di India kuno sebagai suatu tradisi Sramana sekitar antara abad ke-6 dan 4 SM, menyebar ke sebagian besar Asia. Penyebaran Buddhisme di Asia dimulai sejak abad ke-4 SM hingga abad ke-6 SM.
Sang Buddha dikenal oleh para Buddhis sebagai Sang Maha Guru Agung yang telah sadar atau tercerahkan yang membagikan kebijaksanaan-Nya untuk membantu makhluk hidup mengakhiri penderitaan (dukkha) mereka dengan melenyapkan kebodohan batin/delusi (moha), keserakahan (lobha), dan kebencian (dosa). Berakhirnya atau padamnya moha, lobha, dan dosa disebut dengan Nibbāna. Untuk mencapai Nibbāna, seseorang perlu mengikuti Jalan Mulia Berunsur Delapan.
Dua aliran arus utama Buddhisme yang masih ada dan diakui secara umum oleh para ahli adalah Theravāda ("Ajaran Para Sesepuh") dan Mahāyāna ("Kendaraan Agung"). Aliran Vajrayāna dapat dianggap juga sebagai aliran ketiga atau hanya merupakan bagian dari Mahāyāna. Theravāda mempunyai pengikut yang tersebar luas di Sri Lanka, dan Asia Tenggara. Mahāyāna, yang mencakup tradisi Tanah Murni, Zen, Nichiren, Shingon, dan Tiantai (Tiendai) dapat ditemukan di seluruh Asia Timur. Buddhisme Tibet, yang melestarikan ajaran Vajrāyāna dari India abad ke-8,[8] dipraktikkan di wilayah sekitar Himalaya, Mongolia,[9] dan Kalmykia.[10] Jumlah umat Buddha di seluruh dunia diperkirakan antara 488 juta[web 1] dan 535 juta[11], menjadikannya sebagai salah satu agama utama dunia.
Dalam Buddhisme Theravāda, tujuan utamanya adalah pencapaian kebahagiaan tertinggi Nibbāna, yang dicapai dengan mempraktikkan Jalan Mulia Berunsur Delapan (juga dikenal sebagai Jalan Tengah), sehingga melepaskan diri dari apa yang dinamakan sebagai siklus penderitaan dan kelahiran kembali.[12] Buddhisme Mahāyāna, sebaliknya, beraspirasi untuk mencapai Kebuddhaan melalui jalan Bodhisatwa, suatu jalan aspirasi untuk tetap berada dalam siklus kelahiran kembali untuk membantu makhluk lainnya mencapai Kecerahan.
Setiap aliran Buddha berpegang kepada Tripitaka sebagai referensi utama karena dalamnya tercatat sabda dan ajaran Buddha Gotama. Pengikut-pengikutnya kemudian mencatat dan mengklasifikasikan ajarannya dalam tiga buku yaitu Sutta Piṭaka ("Keranjang Diskursus"), Vinaya Piṭaka ("Keranjang Disiplin") dan Abhidhamma Piṭaka ("Keranjang Dhamma Luhur"). Versi Tripitaka yang diakui oleh setiap aliran Buddhisme berbeda-beda. Aliran Theravāda mengakui keabsahan Tripitaka Pāli, aliran Mahāyāna mengakui keabsahan Tripitaka Tionghoa, dan aliran Vajrayāna mengakui keabsahan Tripitaka Tibet.
Seluruh naskah aliran Theravāda menggunakan bahasa Pāli, yaitu bahasa yang dipakai di sebagian India (khususnya daerah Utara) pada zaman Sang Buddha. Cukup menarik untuk dicatat, bahwa tidak ada filsafat atau tulisan lain dalam bahasa Pali selain kitab suci Buddhisme Theravāda, yang disebut kitab suci Tipitaka, oleh karenanya, istilah "ajaran Buddhisme berbahasa Pali" sinonim dengan Buddhisme Theravāda. Agama Buddha Theravāda dan beberapa sumber lain berpendapat bahwa Sang Buddha mengajarkan semua ajaran-Nya dalam bahasa Pali di India, Nepal, dan sekitarnya selama 45 tahun terakhir hidup-Nya, sebelum Dia mencapai Parinibbāna.[13]
Seluruh naskah aliran Mahāyāna pada awalnya berbahasa Sanskerta dan dikenal sebagai Tripitaka, kemudian dilestarikan dalam bahasa Tionghoa Klasik. Oleh karena itu, istilah Buddhisme berbahasa Sanskerta dan Tionghoa sinonim dengan Buddhisme Mahāyāna. Bahasa Sanskerta adalah bahasa klasik dan bahasa tertua yang dipergunakan oleh kaum terpelajar di India. Selain naskah Buddhisme Mahāyāna, kita menjumpai banyak catatan bersejarah dan agama, atau naskah filsafat tradisi setempat lainnya ditulis dalam bahasa Sanskerta.[13]
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "web", tapi tidak ditemukan tag <references group="web"/>
yang berkaitan