Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz) | |
---|---|
Energi | 1.096 kJ (262 kcal) |
0.1 g | |
Serat pangan | 0 g |
20.2 g | |
19 g | |
Vitamin | Kuantitas %AKG† |
Vitamin A equiv. | 0% 3.6 μg |
Tiamina (B1) | 10% 0.12 mg |
Riboflavin (B2) | 15% 0.18 mg |
Niasin (B3) | 13% 1.9 mg |
Vitamin C | 4% 3 mg |
Mineral | Kuantitas %AKG† |
Kalsium | 1% 8 mg |
Zat besi | 22% 2.8 mg |
Fosfor | 24% 168 mg |
Potasium | 6% 270 mg |
Sodium | 5% 72 mg |
Komponen lainnya | Kuantitas |
Air | 60.1 g |
Kolesterol | 44.4 mg |
Ash | 0.8 g |
| |
†Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa. Sumber: Yong-Geun Ann (1999)[1] |
Daging anjing berdasarkan surat edaran No. 9874/SE/pk.420/F/09/2018 oleh Kementrian Pertanian, tidak termasuk dalam kategori pangan, sehingga penjualannya dibatasi.[2] Perdagangan daging anjing juga sudah dilarang oleh beberapa pemerintah-pemerintah daerah seperti lewat aturan Instruksi Kepala DKPKP DKI Nomor 26 Tahun 2018 di Provinsi DKI Jakarta.[3] Tetapi anjing masih diternakkan dan disembelih sebagai sumber protein di beberapa tempat di dunia. Di negara-negara yang menyayangi anjing sebagai hewan peliharaan, memakan daging anjing merupakan tindakan tabu dan melawan kebiasaan sehingga konsumsi daging anjing biasa mendapat kecaman keras.[butuh rujukan] Daging anjing juga dapat membahayakan kesehatan, salah satunya dikarenakan oleh resiko terkena rabies pada saat memotong anjing atau kucing yang tidak mendapatkan vaksin. Selain rabies, daging anjing juga rawan bakteri dan parasit, seperti Trichinellosis, yang bisa ditemukan pada daging mentah atau yang kurang matang,[4] bisa menyebabkan peradangan pembuluh darah yang jika tidak diobati dapat berakibat fatal.[5] Beberapa patogen lain yang bisa mengkontaminasi daging anjing adalah Escherichia coli, Salmonella, Antraks, Brucella, Virus hepatitis, dan Leptospira.[6]
Di beberapa daerah di Indonesia, daging anjing masih disantap sebagai sumber protein baik secara terang-terangan maupun diam-diam. Di Manado dan Minahasa, daging anjing dikenal dengan istilah RW (dibaca: erwe), singkatan dari rintek wuuk (bahasa Manado: "bulu halus"), suatu eufemisme untuk anjing.[7][8] Masakan Batak mengenal masakan daging anjing yang diberi kode B1, dari kata biang (bahasa Batak: "anjing"),[8] meskipun bukan makanan terpopuler dalam kuliner Tapanuli. Di beberapa kota di Jawa seperti Solo dan Yogyakarta, sate daging anjing disamarkan dengan sebutan "sate jamu";[9] sedangkan sebutan tongseng daging anjing adalah sengsu, singkatan dari tongseng asu (bahasa Jawa: "tongseng anjing").[10]
Komedian asal Inggris, Ricky Gervais, artis Sophia Latjuba, dan selebriti lainnya telah menjadi juru bicara Dog Meat Free Indonesia untuk menghentikan perdagangan daging anjing di Indonesia.[11] Presiden Korea Selatan, Moon Jae-In, mengajukan wacana untuk melarang konsumsi daging anjing dalam pemilihan presiden 2022.[12] Shenzhen menjadi kota pertama di Cina yang melarang konsumsi daging anjing, dan Kementrian Pertanian Cina telah menyusun kebijakan untuk melarang konsumsi daging anjing.[13]