Dinasti Han

Dinasti Han

漢朝
202 SM—9 M;
25—220 M
Sebuah peta Dinasti Han Barat pada tahun 2 M: 1) wilayah yang berwarna biru tua mencakup kerajaan semiotonom dan jun yang diperintah langsung dari pusat kekaisaran; 2) wilayah dengan warna biru muda menunjukkan luasnya Protektorat Kawasan Barat di Cekungan Tarim.[1]
Sebuah peta Dinasti Han Barat pada tahun 2 M: 1) wilayah yang berwarna biru tua mencakup kerajaan semiotonom dan jun yang diperintah langsung dari pusat kekaisaran; 2) wilayah dengan warna biru muda menunjukkan luasnya Protektorat Kawasan Barat di Cekungan Tarim.[1]
StatusKekaisaran
Ibu kotaChang'an
(206 SM–9 M, 190–195 M)

Luoyang
(23–190 M, 196 M)

Xuchang
(196–220 M)
Bahasa yang umum digunakanBahasa Tionghoa Kuno
Agama
Taoisme
Kepercayaan tradisional Tionghoa
PemerintahanMonarki
Kaisar 
• 202–195 SM (pertama)
Kaisar Gaozu
• 141–87 SM
Kaisar Wu
• 25–57 M
Kaisar Guangwu
• 189–220 M (terakhir)
Kaisar Xian
Kanselir 
• 206–193 SM
Xiao He
• 193–190 SM
Cao Can
• 189–192 M
Dong Zhuo
• 208–220 M
Cao Cao
• 220 M
Cao Pi
Era Sejarah202 SM
• Xiang Yu mengangkat Liu Bang sebagai Raja Han
206 SM
• Pertempuran Gaixia; mulainya kekuasaan Han di Tiongkok
202 SM
9 M–23 M
• Penyerahan takhta kepada Cao Wei
220 M
Luas
Diperkirakan tahun 50 SM (puncak Han Barat)[2]6.000.000 km2 (2.300.000 sq mi)
Diperkirakan tahun 100 M (puncak Han Timur)[2]6.500.000 km2 (2.500.000 sq mi)
Populasi
• 2 M[3]
57.671.400
Mata uangKoin Ban Liang dan koin Wu Zhu
Didahului oleh
Digantikan oleh
dnsDinasti
Qin
Chu Barat
Cao Wei
Shu Han
Wu Timur
Sekarang bagian dari Tiongkok
 Mongolia
 Korea Utara
 Vietnam
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "region" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "continent" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "country" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Dinasti Han

"Han" dalam aksara segel kuno (kiri atas), aksara klerikal era Han (kanan atas), aksara Tionghoa Tradisional (kiri bawah), dan Sederhana (kanan bawah)
Hanzi tradisional: 漢朝
Hanzi sederhana: 汉朝
Pinyin: Hàncháo
Peta pengaruh Dinasti Han.

Dinasti Han (/hɑːn/;[4] Hanzi: 漢朝; Pinyin: Hàncháo) adalah dinasti kekaisaran Tiongkok (206 SM–220 M) yang kedua, berkuasa setelah Dinasti Qin (221–206 SM) dan sebelum Zaman Tiga Negara (220–280 M). Dinasti ini bertahan selama lebih dari empat abad, dan periode selama dinasti ini berkuasa dianggap sebagai zaman keemasan dalam sejarah Tiongkok.[5] Hingga saat ini, kelompok etnis mayoritas Tiongkok menyebut diri mereka "suku Han" dan aksara Tionghoa disebut "aksara Han".[6] Dinasti ini didirikan oleh pemimpin pemberontak Liu Bang, yang dikenal secara anumerta dengan nama Kaisar Gaozu. Sejarah dinasti ini sempat diselingi oleh Dinasti Xin (9—23 M) yang didirikan oleh seorang mantan wali penguasa, Wang Mang. Periode selingan ini membagi Dinasti Han menjadi dua periode: Han Barat atau Han Awal (206 SM—9 M) dan Han Timur atau Han Akhir (25—220 M).

Kaisar berada di puncak masyarakat Han. Ia tidak hanya memegang tampuk pemerintahan Dinasti Han, tetapi juga berbagi kekuasaan dengan bangsawan Tiongkok dan para menteri pilihannya yang sebagian besar berasal dari golongan elit terpelajar. Kekaisaran Han dibagi menjadi daerah-daerah yang secara langsung dikendalikan oleh pemerintah pusat (yang disebut jun), serta sejumlah kerajaan semiotonom. Kerajaan-kerajaan ini secara bertahap kehilangan kemerdekaannya yang masih tersisa, khususnya setelah Pemberontakan Tujuh Negara. Sementara itu, dari masa pemerintahan Kaisar Wu (berkuasa 141–87 SM), pemerintah Tiongkok secara resmi mendukung ajaran Kong Hu Cu sebagai ideologi pendidikan dan politik, yang digabungkan dengan kosmologi yang dicetuskan oleh para cendekiawan seperti Dong Zhongshu. Kebijakan ini bertahan sampai jatuhnya Dinasti Qing pada tahun 1911 M.

Dinasti Han menikmati kemakmuran ekonomi dan pertumbuhan pesat ekonomi uang yang sebelumnya diperkenalkan pada masa Dinasti Zhou (sekitar tahun 1050–256 SM). Koin yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat pada tahun 119 SM tetap menjadi koin standar Tiongkok sampai masa Dinasti Tang (618–907 M). Untuk membiayai perang dan permukiman di wilayah perbatasan yang baru ditaklukkan, pemerintah Han menasionalisasi industri garam dan besi pada tahun 117 SM, tetapi monopoli pemerintah ini dicabut pada masa Dinasti Han Timur. Dinasti Han juga mencatat kemajuan yang signifikan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Contohnya adalah dalam pembuatan kertas, pemakaian kemudi di kapal, penggunaan bilangan negatif dalam matematika, serta penemuan peta timbul, bola dunia armiler bertenaga hidrolik untuk keperluan astronomi, dan seismometer dengan bandul terbalik yang dapat digunakan untuk mengetahui tempat terjadinya gempa bumi berdasarkan arah mata angin.

Konfederasi suku nomaden yang disebut Xiongnu[7] berhasil mengalahkan Han pada tahun 200 SM dan memaksa mereka untuk membayar upeti, tetapi Xiongnu tetap melanjutkan serangan militer mereka di perbatasan Han. Kaisar Wu melancarkan sejumlah perang melawan mereka. Kemenangan besar Han dalam perang ini akhirnya memaksa Xiongnu untuk menerima status sebagai negara pembayar upeti. Peperangan ini memperluas wilayah Han hingga ke Cekungan Tarim di Asia Tengah, membagi Xiongnu menjadi dua konfederasi terpisah, dan turut andil dalam membangun jaringan perdagangan luas yang dikenal dengan sebutan Jalur Sutra, yang menjangkau hingga kawasan Laut Tengah. Wilayah utara perbatasan Han kemudian diserbu oleh konfederasi nomaden Xianbei. Kaisar Wu juga memperluas wilayah ke Kawasan Selatan Tiongkok dan menaklukkan Nanyue pada 111 SM dan Dian pada 109 SM. Selain itu, ia juga melancarkan ekspedisi militer ke Semenanjung Korea dan mendirikan Jun Xuantu dan Lelang di wilayah tersebut pada 108 SM.

Setelah tahun 92 M, para kasim semakin terlibat dalam panggung perpolitikan istana. Mereka turut campur dalam perebutan kekuasaan antara klan berbagai maharani (permaisuri) dan ibu suri, dan hal inilah yang mengakibatkan kejatuhan Han. Wewenang kekaisaran juga ditantang oleh perkumpulan keagamaan Taoisme yang mengobarkan Pemberontakan Serban Kuning dan Pemberontakan Wu Dou Mi Dao. Sesudah kematian Kaisar Ling (berkuasa 168–189 M), para kasim dibantai oleh para panglima militer. Kemudian, para ningrat dan gubernur militer menjadi panglima perang dan membagi-bagi wilayah kekaisaran. Dinasti Han secara resmi bubar setelah Cao Pi, Raja Wei, merebut takhta dari Kaisar Xian pada tahun 220 M.

  1. ^ Barnes (2007), hlm. 63.
  2. ^ a b Taagepera (1979), hlm. 128.
  3. ^ Nishijima (1986), hlm. 595–596.
  4. ^ "Han". Random House Webster's Unabridged Dictionary.
  5. ^ Zhou (2003), hlm. 34.
  6. ^ Schaefer (2008), hlm. 279.
  7. ^ Bailey (1985), hlm. 25–26.

Developed by StudentB