Negara Agung Iran Raya ملک وسیعالفضای ایران Negara Iran مملکت ایران | |||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1501–1736 | |||||||||||||||
Bendera Safawiyyah sejak abad ke-17.[4]
Salah satu lambang Safawiyyah.[3]
| |||||||||||||||
Peta Globe negeri Safawiyyah Iran | |||||||||||||||
Peta pembagian Administrasi Pemerintahan di Persia selama Dinasti Safawi | |||||||||||||||
Status | Kekaisaran | ||||||||||||||
Ibu kota | Tabriz (1501–1555) Qazvin (1555–1598) Isfahan (1598–1722) | ||||||||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Persia[5] dan Azerbaijan[6][7][8][9] | ||||||||||||||
Agama | Syiah[10] | ||||||||||||||
Pemerintahan | Monarki | ||||||||||||||
Shahanshah | |||||||||||||||
• 1501–24 | Ismail I | ||||||||||||||
• 1524–76 | Tahmasp I | ||||||||||||||
• 1587–1629 | Abbas I | ||||||||||||||
• 1694–1722 | Sultan Husayn | ||||||||||||||
• 1729–32 | Tahmasp II (restorasi) | ||||||||||||||
• 1732–36 | Abbas III | ||||||||||||||
Wazir Agung | |||||||||||||||
• 1501-07 | Mohammad Zakariya Kujuji | ||||||||||||||
• 1731–36 | Nader Afshar (Restorasi) | ||||||||||||||
Sejarah | |||||||||||||||
• Pendirian tarekat Safawiyyah oleh Safi-ad-din Ardabili | 1301 | ||||||||||||||
• Kampanye Ismail dan Pendirian negara Safawiyah | 1501 | ||||||||||||||
• Serangan Hotaki | 1722 | ||||||||||||||
• Penaklukan kembali oleh Nader Afshar | 1726–29 | ||||||||||||||
• Nader Shah dimahkotai | 1 Oktober 1736 | ||||||||||||||
Luas | |||||||||||||||
2.850.000 km2 (1.100.000 sq mi) | |||||||||||||||
Mata uang | Tuman, Abbasi, Shahi.[11]
| ||||||||||||||
| |||||||||||||||
Sekarang bagian dari | |||||||||||||||
Dinasti Safawiyah (bahasa Persia: سلسلهٔ صفويان; bahasa Azerbaijan: صفویلر) adalah salah satu dinasti terpenting dalam sejarah Iran. Dinasti ini merupakan salah satu negeri Syiah terbesar semenjak runtuhnya Dinasti Syiah Fatimiyyah.[12][13][14][15] Negeri ini juga menjadikan Syiah sebagai agama resmi,[16] sehingga menjadi salah satu titik penting dalam sejarah Muslim. Safawiyyah berkuasa dari tahun 1501 hingga 1722 (mengalami restorasi singkat dari tahun 1729 hingga 1736). Pada puncak kejayaannya, wilayah Safawiyyah meliputi Iran, Azerbaijan, Armenia, sebagian besar Irak, Georgia, Afganistan, Kaukasus, dan sebagian Pakistan, Turkmenistan dan Turki. Safawiyyah merupakan salah satu negeri mesiu Islam selain Dinasti Qajar dan Dinasti Pahlevi .
Meskipun jatuh pada tahun 1736, salah satu warisan terbesarnya adalah kebangkitan Persia sebagai benteng ekonomi antara timur dan barat, pendirian negara yang efisien dan birokrasi yang didasarkan pada "check and balance" (bahasa Indonesia: "memeriksa dan menyeimbangkan"), dan inovasi arsitektur dan seni. Selain itu, karena Safawiyyah pula Syiah menyebar ke seluruh Iran dan daerah sekitarnya.
Dinasti itu berasal dari Kurdi yang beremigrasi dari Kurdistan ke Ardabil.[17]
|isbn=
(bantuan). Safavid power with its distinctive Persian-Shi'i culture, however, remained a middle ground between its two mighty Turkish neighbors. The Safavid state, which lasted at least until 1722, was essentially a "Turkish" dynasty, with Azeri Turkish (Azerbaijan being the family's home base) as the language of the rulers and the court as well as the Qizilbash military establishment. Shah Ismail wrote poetry in Turkish. The administration nevertheless was Persian, and the Persian language was the vehicle of diplomatic correspondence (insha'), of belles-lettres (adab), and of history (tarikh).
|isbn=
(bantuan). qizilbash normally spoke Azari brand of Turkish at court, as did the Safavid shahs themselves; lack of familiarity with the Persian language may have contributed to the decline from the pure classical standards of former times
|isbn=
(bantuan). The Shah was a native Turkic speaker and wrote poetry in the Azerbaijani language.