Endosimbion atau endobion[1] adalah organisme yang hidup di dalam tubuh atau sel organisme lain dalam hubungan saling menguntungkan yang disebut endosimbiosis (bahasa Yunani: ἔνδον endon "di dalam", σύν syn "bersama" dan βίωσις biosis "hidup"). Contohnya adalah bakteri pengikat nitrogen (yang disebut rhizobia) yang tinggal di dalam bintil akar legum, alga bersel tunggal di dalam koral, dan endosimbion bakteri yang menyediakan nutrien yang diperlukan oleh sekitar 10–15% serangga.
Banyak contoh endosimbiosis yang bersifat obligat; dalam kata lain, endosimbion dan inangnya tidak dapat bertahan hidup tanpa keberadaan yang lain, seperti cacing laut tanpa usus dari genus Riftia yang mendapat nutrisi dari bakteri endosimbiotik. Contoh lain adalah mitokondria dan kloroplas. Sementara itu, beberapa parasit dalam tubuh manusia (seperti Wuchereria bancrofti dan Mansonella perstans) dapat bertahan di inang perantara serangganya berkat simbiosis obligat dengan Wolbachia spp.
Dua organel utama dalam sel eukariot (yaitu mitokondria dan plastid seperti kloroplas) berasal dari endosimbion bakteri. Simbiogenesis seperti ini pertama kali diusulkan pada tahun 1905 dan dikemukakan oleh ahli botani Rusia Konstantin Mereschkowski pada tahun 1910.[2][3] Teori ini lalu dikembangkan oleh Lynn Margulis pada tahun 1960-an.