Filsafat alam

Peta benda-benda langit dari abad ke-17, karya kartografer Belanda, Frederik De Wit.

Filsafat Alam (dari bahasa Latin philosophia naturalis) adalah istilah yang melekat pada penelaahan alam fisik—sebagai lawan dari alam metafisika—yang umum dikenal sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan modern, setidaknya sejak era Aristoteles hingga abad ke-19. Karya terkenal Isaac Newton berjudul Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica (Prinsip-Prinsip Matematis dalam Filsafat Alam) yang terbit tahun 1687 menunjukkan istilah "filsafat alam" masih digunakan hingga abad ke-17.[1] Beberapa ilmuwan bahkan masih menggunakan istilah ini hingga abad ke-19, seperti karya William Thomson yang berjudul Treatise on Natural Philosophy (Risalah tentang Filsafat Alam) yang terbit tahun 1883.[2]

Filsafat Alam dipandang sebagai pendahulu ilmu fisika, ilmu kimia, ilmu biologi, antropologi, dan ilmu-ilmu alam lainnya.[3] Pada abad ke-19 istilah "science" mulai digunakan untuk menggantikan istilah "filsafat alam", terutama setelah William Whewell, filsuf alam dari Universitas Cambridge, mengajukan istilah "scientist" (ilmuwan) untuk menggantikan sebutan "filsuf alam" pada 1834,[4] sebagaimana terekam dalam Webster's Ninth New Collegiate Dictionary bahwa kata "scientist" mulai dicatat tahun 1834.

  1. ^ "Newton Papers : Philosophiæ naturalis principia mathematica". Cambridge Digital Library. Diakses tanggal 2023-11-20. 
  2. ^ Thomson, William; Tait, Peter Guthrie (2009). Treatise on Natural Philosophy. Cambridge Library Collection - Mathematics. 1 (edisi ke-2). Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 978-1-108-00535-7. 
  3. ^ Cahan, David, ed. (2003). From natural philosophy to the sciences: writing the history of nineteenth-century science. Chicago, Ill. London: Univ. of Chicago Press. ISBN 978-0-226-08928-7. 
  4. ^ Ross, Sydney (1962-06). "Scientist: The story of a word". Annals of Science (dalam bahasa Inggris). 18 (2): 65–85. doi:10.1080/00033796200202722. ISSN 0003-3790. 

Developed by StudentB