Fosfor adalah zat-zat yang menunjukkan fenomena luminesensi, yaitu mengeluarkan cahaya pendar ketika terkena beberapa jenis energi radiasi. Istilah ini digunakan baik untuk zat fluoresen ataupun fosforesen yang berpendar oleh karena paparan sinar ultraviolet atau cahaya tampak, dan zat katodoluminesen yang berpendar ketika dihantam oleh berkas elektron (sinar katode) dalam tabung sinar katode.
Ketika fosfor terkena radiasi, elektron orbital dalam molekulnya tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi; ketika mereka kembali ke tingkat sebelumnya, mereka memancarkan energi sebagai cahaya warna tertentu. Fosfor dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori: zat fluoresen yang memancarkan energi segera dan berhenti bersinar ketika radiasi yang mengeksitasi dimatikan, dan zat fosforesen yang memancarkan energi setelah penundaan, sehingga mereka tetap bersinar setelah radiasi dimatikan, meluruh dalam kecerahan selama periode milidetik hingga hari.
Bahan fluoresen digunakan dalam aplikasi di mana fosfor tereksitasi terus menerus: tabung sinar katode (cathode-ray tube, CRT) dan layar tampilan video plasma, layar fluoroskop, lampu fluoresen, sensor skintilasi, dan LED putih, serta cat bercahaya untuk seni cahaya hitam. Fosforesen digunakan di mana cahaya persisten diperlukan, seperti tampilan jam bercahaya dalam gelap dan instrumen pesawat, dan di layar radar untuk memungkinkan 'blip' target tetap terlihat saat pancaran radar berputar. Fosfor CRT distandarisasi mulai sekitar Perang Dunia II dan ditandai dengan huruf "P" diikuti dengan angka.
Fosforus, unsur kimia pemancar cahaya di mana fosfor mendapatkan namanya, memancarkan cahaya karena kemiluminesen, bukan fosforesen.[1]