Genosida Armenia

Genosida Armenia
Bagian dari Perang Dunia I
dan Genosida Utsmaniyah Akhir
see caption
Iring-iringan warga Armenia yang diusir di bawah kawalan gendarmeri di Vilayet Harput
LokasiKesultanan Utsmaniyah
Tanggal1915–1917[1][2]
SasaranWarga Armenia di Kesultanan Utsmaniyah
Jenis serangan
Genosida, kirab maut, pengislaman paksa
Korban tewas
600.000–1,5 juta jiwa[3]
PelakuKomite Persatuan dan Kemajuan
PengadilanMahkamah Militer Luar Biasa Utsmaniyah

Genosida Armenia[a] adalah pemusnahan sistematis terhadap identitas dan bangsa Armenia di Kesultanan Utsmaniyah semasa Perang Dunia I. Genosida yang digagas rezim Komite Persatuan dan Kemajuan Utsmaniyah ini terutama diwujudnyatakan lewat aksi pembunuhan massal yang merenggut nyawa sekitar satu juta warga Armenia dalam kirab maut menuju Gurun Pasir Suriah, dan lewat aksi pengislaman paksa terhadap warga lain, terutama perempuan dan anak-anak.[4]

Sebelum Perang Dunia I, warga Armenia menempati posisi sebagai warga negara kelas dua, tetapi dilindungi di dalam masyarakat kesultanan Utsmaniyah. Pembantaian warga Armenia dalam skala besar terjadi pada dasawarsa 1890-an dan pada tahun 1909. Rentetan kekalahan militer dan kehilangan wilayah kedaulatan yang diderita Kesultanan Utsmaniyah, khususnya pada Perang Balkan tahun 1912-1913, membuat para petinggi Komite Persatuan dan Kemajuan khawatir kalau-kalau masyarakat Armenia, yang merupakan penduduk di provinsi-provinsi timur, yang dipandang sebagai jantung wilayah kedaulatan bangsa Turki, akan mencoba mencari kemerdekaan. Saat melancarkan invasi ke Rusia dan Persia pada tahun 1914, satuan-satuan paramiliter Utsmaniyah membantai warga lokal Armenia. Para petinggi Utsmaniyah menafsirkan usaha-usaha perlawanan warga Armenia yang muncul di satu dua tempat, sebagai bukti pemberontakan seluruh masyarakat Armenia, sekalipun tidak ada pemberontakan semacam itu terjadi. Pengusiran massal pun dilakukan dengan tujuan meniadakan peluang bagi rakyat Armenia untuk meraih otonomi maupun kemerdekaan selama-lamanya.

Pada tanggal 24 April 1915, pemerintah Utsmaniyah menahan dan mengusir ratusan cendekiawan dan pemuka masyarakat Armenia dari Konstantinopel. Atas perintah Talat Pasya, sekitar 800.000 sampai 1,2 juta warga Armenia digiring berpawai menjemput maut ke Gurun Pasir Suriah pada tahun 1915 dan 1916. Di bawah kawalan pasukan paramiliter, warga Armenia yang diusir tersebut tidak diberi makan maupun minum, bahkan dirampas harta bendanya, diperkosa, dan dibantai. Di Gurun Pasir Suriah, para penyintas kirab maut disebar ke sejumlah kamp konsentrasi. Pada tahun 1916, gelombang pembantaian atas perintah petinggi negara kembali terjadi, dan menyisakan 200.000 korban deportasi yang masih bertahan hidup pada akhir tahun itu. Sekitar 100.000 sampai 200.000 perempuan dan anak-anak Armenia dipaksa masuk Islam dan dibaurkan ke dalam keluarga-keluarga Muslim.[5] Seusai Perang Dunia I, kaum pergerakan nasional Turki melakukan pembantaian dan pembersihan etnis terhadap warga Armenia yang tersisa selama berlangsungnya Perang Kemerdekaan Turki.

Genosida Armenia menghancurkan peradaban bangsa Armenia yang sudah berumur lebih dari dua ribu tahun di Anatolia timur. Bersama dengan pembunuhan dan pengusiran massal terhadap warga Kristen Suryani dan Kristen Ortodoks Yunani, genosida Armenia telah melapangkan jalan bagi terwujudnya negara bangsa Turki. Pemerintah Turki tetap bersikukuh bahwa deportasi warga Armenia merupakan suatu tindakan sah yang tidak dapat disifatkan sebagai genosida. Pada tahun 2023, telah terdapat 34 negara yang mengakui peristiwa-peristiwa tersebut sebagai genosida, sejalan dengan pandangan para sejarawan pada umumnya.

  1. ^ Suny 2015, hlm. 245, 330.
  2. ^ Bozarslan dkk. 2015, hlm. 187.
  3. ^ Morris & Ze'evi 2019, hlm. 1.
  4. ^ Akçam 2012, hlm. 331.
  5. ^ Kaiser 2010, hlm. 377.


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan


Developed by StudentB