Gravitasi adalah fenomena alam di mana semua hal yang memiliki massa atau energi di alam semesta—termasuk planet, bintang, galaksi, dan bahkan cahaya[1]—saling tarik-menarik satu sama lain. Di bumi, gravitasi menyebabkan benda fisik memiliki berat, gravitasi Bulan menyebabkan air laut pasang laut, dan gravitasi matahari mengakibatkan planet dan beragam objek lainnya berada pada orbitnya masing-masing tata surya. Gaya gravitasi dari materi di ruang angkasa yang ada di alam semesta menyebabkan materi tersebut mulai berkumpul, membentuk bintang dan menyebabkan bintang-bintang tersebut berkumpul membentuk galaksi sehingga dapat dikatakan struktur berskala besar dalam alam semesta diciptakan oleh gravitasi. Gravitasi memiliki bentang nilai tak terbatas. Walaupun demikian, efeknya akan semakin melemah seiring suatu objek berjarak semakin jauh.
Fisika modern paling akurat mendeskripsikan gravitasi menggunakan teori relativitas umum yang diajukan oleh Albert Einstein pada 1915, yang menjabarkan gravitasi bukan sebagai sebuah gaya, namun sebagai konsekuensi dari massa yang bergerak "lurus" dalam sebuah kelengkungan ruang-waktu yang disebabkan oleh distribusi massa yang tidak merata. Contoh paling ekstrim dari kelengkungan ruang-waktu tersebut adalah lubang hitam, di mana tiada suatu benda apapun, bahkan cahaya, dapat lolos begitu ia melewati horizon peristiwa lubang hitam.[2] Namun, untuk kebanyakan kasus, gravitasi dapat dijelaskan oleh hukum gravitasi universal Newton yang lebih sederhana. Newton menjabarkan gravitasi sebagai sebuah gaya yang menyebabkan dua benda fisik untuk saling tarik-menarik satu sama lainnya, dengan daya yang sebanding dengan massa yang dihasilkan dan berbanding terbalik dengan jarak di antara kedua benda dikuadratkan. Beberapa teori yang belum dapat dibuktikan menyebutkan bahwa gaya gravitasi timbul karena adanya partikel graviton dalam setiap atom.