Helium

2He
Helium
Gas helium dalam tabung lucutan
Garis spektrum helium
Sifat umum
Pengucapan
  • /hélium/[1]
  • /hèlium/
Penampilangas tak berwarna, akan menjadi merah-jingga ketika diletakkan pada medan listrik bertegangan tinggi
Helium dalam tabel periodik
Perbesar gambar

2He
Hidrogen Helium
Lithium Berilium Boron Karbon Nitrogen Oksigen Fluor Neon
Natrium Magnesium Aluminium Silikon Fosfor Sulfur Clor Argon
Potasium Kalsium Skandium Titanium Vanadium Chromium Mangan Besi Cobalt Nikel Tembaga Seng Gallium Germanium Arsen Selen Bromin Kripton
Rubidium Strontium Yttrium Zirconium Niobium Molybdenum Technetium Ruthenium Rhodium Palladium Silver Cadmium Indium Tin Antimony Tellurium Iodine Xenon
Caesium Barium Lanthanum Cerium Praseodymium Neodymium Promethium Samarium Europium Gadolinium Terbium Dysprosium Holmium Erbium Thulium Ytterbium Lutetium Hafnium Tantalum Tungsten Rhenium Osmium Iridium Platinum Gold Mercury (element) Thallium Lead Bismuth Polonium Astatine Radon
Francium Radium Actinium Thorium Protactinium Uranium Neptunium Plutonium Americium Curium Berkelium Californium Einsteinium Fermium Mendelevium Nobelium Lawrencium Rutherfordium Dubnium Seaborgium Bohrium Hassium Meitnerium Darmstadtium Roentgenium Copernicium Nihonium Flerovium Moscovium Livermorium Tennessine Oganesson


He

Ne
hidrogenheliumlitium
Lihat bagan navigasi yang diperbesar
Nomor atom (Z)2
Golongangolongan 18 (gas mulia)
Periodeperiode 1
Blokblok-s
Kategori unsur  gas mulia
Berat atom standar (Ar)
  • 4,002602±0,000002
  • 4,0026±0,0001 (diringkas)
Konfigurasi elektron1s2
Elektron per kelopak2
Sifat fisik
Fase pada STS (0 °C dan 101,325 kPa)gas
Titik lebur0,95 K ​(−272,20 °C, ​−457,96 °F) (pada 2,5 MPa)
Titik didih4,222 K ​(−268,928 °C, ​−452,070 °F)
Kerapatan (pada STS)0,1786 g/L
saat cair, pada t.l.0,145 g/cm3
saat cair, pada t.d.0,125 g/cm3
Titik tripel2,177 K, ​5,036 kPa
Titik kritis5,19 K, 0,227 MPa
Kalor peleburan0,0138 kJ/mol
Kalor penguapan0,0829 kJ/mol
Kapasitas kalor molar5R/2 = 20,786 J/(mol·K)[2]
Tekanan uap (didefinisikan oleh ITS-90)
P (Pa) 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada T (K)     1,23 1,67 2,48 4,21
Sifat atom
Bilangan oksidasi0
ElektronegativitasSkala Pauling: tiada data
Energi ionisasike-1: 2372,3 kJ/mol
ke-2: 5250,5 kJ/mol
Jari-jari kovalen28 pm
Jari-jari van der Waals140 pm
Lain-lain
Kelimpahan alamiprimordial
Struktur kristalsusunan padat heksagon (hcp)
Struktur kristal Hexagonalclosepacked untuk helium
Kecepatan suara972 m/s
Konduktivitas termal0,1513 W/(m·K)
Arah magnetdiamagnetik[3]
Suseptibilitas magnetik molar−1,88×10−6 cm3/mol (298 K)[4]
Nomor CAS7440-59-7
Sejarah
Penamaandari Helios, dewa Matahari Yunani
PenemuanP. Janssen dan N. Lockyer (1868)
Isolasi pertamaW. Ramsay, P. Cleve, dan A. Langlet (1895)
Isotop helium yang utama
Iso­top Kelim­pahan Waktu paruh (t1/2) Mode peluruhan Pro­duk
3He 0,000137%* stabil
4He 99,999863%* stabil
*Nilai atmosfer, kelimpahan berbeda-beda di berbagai tempat
| referensi | di Wikidata

Helium adalah unsur kimia dengan lambang He dan nomor atom 2. Helium tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak beracun, hampir inert, berupa gas monatomik, dan merupakan unsur pertama pada golongan gas mulia dalam tabel periodik. Titik didih dan titik lebur gas ini merupakan yang terendah di antara semua unsur. Helium berwujud hanya sebagai gas terkecuali pada kondisi yang sangat ekstrem. Kondisi ekstrem juga diperlukan untuk menciptakan sedikit senyawa helium, yang semuanya tidak stabil pada suhu dan tekanan standar. Helium memiliki isotop stabil kedua yang langka yang disebut helium-3. Sifat dari cairan varitas helium-4; helium I dan helium II; penting bagi para periset yang mempelajari mekanika kuantum (khususnya dalam fenomena superfluiditas) dan bagi mereka yang mencari efek mendekati suhu nol absolut yang dimiliki materi (seperti superkonduktivitas).

Helium adalah unsur kedua terbanyak dan kedua teringan di jagad raya, mencakupi 24% massa keunsuran total alam semesta dan 12 kali jumlah massa keseluruhan unsur berat lainnya. Keberlimpahan helium yang sama juga dapat ditemukan pada Matahari dan Jupiter. Hal ini dikarenakan tingginya energi pengikatan inti (per nukleon) helium-4 berbanding dengan tiga unsur kimia lainnya setelah helium. Energi pengikatan helium-4 ini juga bertanggung jawab atas keberlimpahan helium-4 sebagai produk fusi nuklir maupun peluruhan radioaktif. Kebanyakan helium di alam semesta ini berupa helium-4, yang dipercaya terbentuk semasa Ledakan Dahsyat. Beberapa helium baru juga terbentuk lewat fusi nuklir hidrogen dalam bintang semesta.

Nama "helium" berasal dari nama dewa Matahari Yunani Helios. Pada 1868, astronom Prancis Pierre Jules César Janssen mendeteksi pertama kali helium sebagai tanda garis spektral kuning tak diketahui yang berasal dari cahaya gerhana matahari. Secara formal, penemuan unsur ini dilakukan oleh dua orang kimiawan Swedia Per Teodor Cleve dan Nils Abraham Langlet yang menemukan gas helium keluar dari bijih uranium kleveit. Pada tahun 1903, kandungan helium yang besar banyak ditemukan di ladang-ladang gas alam di Amerika Serikat, yang sampai sekarang merupakan penyedia gas helium terbesar. Helium digunakan dalam kriogenika, sistem pernapasan laut dalam, pendinginan magnet superkonduktor, "penanggalan helium", pengembangan balon, pengangkatan kapal udara dan sebagai gas pelindung untuk kegunaan industri (seperti "pengelasan busar") dan penumbuhan wafer silikon). Menghirup sejumlah kecil gas ini akan menyebabkan perubahan sementara kualitas suara seseorang.

Di Bumi, gas ini cukup jarang ditemukan (0,00052% volume atmosfer). Kebanyakan helium yang kita temukan di bumi terbentuk dari peluruhan radioaktif unsur-unsur berat (torium dan uranium) sebagai partikel alfa berinti atom helium-4. Helium radiogenik ini terperangkap di dalam gas bumi dengan konsentrasi sebagai 7% volume, yang darinya dapat diekstraksi secara komersial menggunakan proses pemisahan temperatur rendah yang disebut distilasi fraksional.

  1. ^ (Indonesia) "Helium". KBBI Daring. Diakses tanggal 17 Juli 2022. 
  2. ^ Shuen-Chen Hwang, Robert D. Lein, Daniel A. Morgan (2005). "Noble Gases". Kirk Othmer Encyclopedia of Chemical Technology. Wiley. pp. 343–383. doi:10.1002/0471238961.0701190508230114.a01.
  3. ^ Magnetic susceptibility of the elements and inorganic compounds, in Handbook of Chemistry and Physics 81st edition, CRC press.
  4. ^ Weast, Robert (1984). CRC, Handbook of Chemistry and Physics. Boca Raton, Florida: Chemical Rubber Company Publishing. hlm. E110. ISBN 0-8493-0464-4. 

Developed by StudentB