Henotikon adalah sebuah rumusan dan dekret teologi yang disampaikan oleh Kaisar Zeno pada tahun 482.[1] Ia menyatakan hanya Kredo Nicea-Konstantinopel dan Anathematismi Cyrilli (Keduabelas Anathema) dari Cyrillus adalah kriteria untuk ortodoksi.[2] Isi dekret ini adalah untuk mempersatukan golongan Monofisit dengan golongan Gereja Ortodoks.[1] Tampaknya rumusan ini berasal dari Acacius, Patriark Konstantinopel, dan Petrus Mongus, Patriark Aleksandria.[1]
Henotikon merupakan upaya untuk menyelesaikan pertikaian sesudah Konsili Khalsedon.[1] Konsili ini menyelesaikan pertikaian Kristologi, tetapi pertikaian agama berlangsung terus di bagian timur wilayah Kekaisaran Romawi.[1] Di dalam Henotikon, tidak dipedulikan keputusan Konsili Khalsedon sekalipun dinyatakan bahwa Henotikon tidak bertentangan dengan Khalsedon.[1] Kaisar berharap agar golongan Monofisit dan lawan-lawannya kembali ke Konsili Nicea dan Konstantinopel.[1] Golongan Monofisit yang moderat menerima Henotikon dan menggunakannya untuk menolak keputusan Khalsedon, dan Tome (surat) dari Paus Leo I.[1] Monofisit yang radikal menolak Henotikon.[1] Paus Simplicius mengekskomunikasikan Acacius dan Petrus Mongus serta Kaisar Zeno.[1]