Hilary Putnam | |
---|---|
Lahir | Hilary Whitehall Putnam 31 Juli 1926 Chicago, Illinois, Amerika Serikat |
Era | Filsafat abad ke-20 |
Kawasan | Filsafat Barat |
Aliran | Filsafat analitis Pragmatisme |
Minat utama | Filsafat budi Filsafat bahasa Filsafat matematika Metafilsafat Epistemologi |
Gagasan penting | Realisabilitas ganda Fungsionalisme Teori acuan sebab-akibat Eksternalisme semantik Otak di dalam tong · Percobaan pikiran Bumi Kembar Realisme internal |
Memengaruhi |
Hilary Whitehall Putnam (lahir 31 Juli 1926) adalah seorang filsuf, matematikawan, dan ilmuwan komputer Amerika Serikat yang menjadi tokoh penting dalam bidang filsafat analitis semenjak tahun 1960-an, terutama dalam bidang filsafat budi, bahasa, matematika, dan sains.[2] Ia dikenal karena kemauannya untuk memeriksa argumennya sama seperti argumen orang lain, dan menganalisisnya sampai menemukan kesalahannya.[3] Akibatnya, ia sering mengubah posisinya dalam suatu perdebatan.[4] Putnam saat ini menjabat sebagai Professor Emeritus Universitas Cogan di Universitas Harvard.
Dalam bidang filsafat budi, Putnam dikenal akan argumennya yang menentang fisikalisme jenis berdasarkan hipotesis realisabilitas gandanya, dan dukungannya terhadap fungsionalisme, teori yang terkait dengan masalah budi-tubuh.[2][5] Dalam filsafat bahasa, bersama dengan Saul Kripke dan yang lainnya, ia mengembangkan teori acuan sebab-akibat, dan merumuskan teori asal usul makna dengan mencetuskan gagasan eksternalisme semantik berdasarkan percobaan pikiran terkenal yang disebut Bumi Kembar.[6]
Ia dan gurunya W. V. Quine mengembangkan "tesis indispensibilitas Quine-Putnam", yang dalam filsafat matematika merupakan argumen yang mendukung realitas entitas matematis.[7] Ia juga mendukung pandangan bahwa matematika tidak sekadar logis, tetapi juga "semi-empiris".[8] Dalam bidang epistemologi, ia dikenal akan percobaan pikiran "otak di dalam tong", yang tampak mendukung skeptisisme epistemologis, namun Putnam menentang kejelasan gagasan tersebut.[9] Ia juga menyumbang dalam bidang metafisika dengan menyokong gagasan realisme metafisis, namun nantinya mengkritik gagasan tersebut dengan menganut gagasan "realisme internal",[10] yang kemudian ditolak olehnya dan diganti oleh realisme langsung yang terilhami dari pragmatisme. "Realisme langsung" Putnam mencoba mengembalikan bidang metafisika ke dalam ranah pengalaman yang dialami orang, dan menentang gagasan representasi budi, data indra, atau perantara lain antara budi dan dunia.[11] Selain itu, Putnam tertarik dengan pragmatisme Amerika, filsafat Yahudi, dan etika, sehingga ia terlibat dalam berbagai macam tradisi filsafat. Ia juga tertarik dengan metafilsafat.
Di luar ilmu filsafat, Putnam telah menyumbang untuk bidang matematika dan ilmu komputer. Bersama dengan Martin Davis, ia mengembangkan algoritme Davis-Putnam untuk menyelesaikan masalah keterpuasan Boolean,[12] dan ia membantu menunjukkan bahwa masalah kesepuluh Hilbert tak dapat diselesaikan.[13] Ia juga pernah menjadi tokoh politik yang kontroversial karena terlibat dengan Partai Buruh Progresif pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an.[14][15]