Jeremy Bernard Corbyn (/ˈkɔːrbɪn/; lahir 26 Mei 1949)[1] adalah politikus Britania Raya yang menjabat sebagai Ketua Partai Buruh dan Ketua Oposisi sejak 2015 hingga 2020. Ia menjabat sebagai Anggota Parlemen (MP) mewakili Islington North sejak 1983.[2]
Corbyn menganut ideologi sosialisme demokratik.[3] Ia mendukung pembatalan pemotongan anggaran layanan publik dan kesejahteraan sejak 2010 dan mengusulkan renasionalisasi sarana publik dan kereta api. Saat masih muda, ia aktif di gerakan antiperang dan antinuklir. Ia mendukung kebijakan luar negeri non-intervensionisme militer dan pelucutan senjata nuklir sepihak.
Corbyn mengawali kariernya sebagai wakil sejumlah serikat pekerja. Karier politiknya bermula ketika ia terpilih sebagai anggota Dewan Haringey pada tahun 1974; ia kemudian menjadi Sekretaris Constituency Labour Party Hornsey. Ia memegang dua jabatan tersebut sebelum terpilih sebagai anggota parlemen mewakili Islington North. Sebagai anggota parlemen baris belakang, ia dikenal atas aktivisme dan sikapnya yang liar. Suaranya sering kali bertolak belakang dengan posisi partai, termasuk ketika partainya berkuasa pada era Tony Blair dan Gordon Brown. Corbyn juga merupakan ketua nasional Stop the War Coalition pada tahun 2011 sampai 2015.
Corbyn mencalonkan diri sebagai ketua partai setelah Partai Buruh kalah pemilu 2015 dan Ed Miliband mundur. Meski menjadi calon kuda hitam dalam pemilihan ketua partai dan hanya disetujui oleh 35 anggota parlemen Buruh, Corbyn melesat sebagai calon utama dan terpilih sebagai ketua pada September 2015 dengan perolehan suara putaran pertama sebesar 59,5%.
Setelah memilih keluar dari UE pada Juni 2016, anggota parlemen Buruh mengesahkan mosi tidak percaya melawan Corbyn dengan 172 suara versus 40 usai mundurnya dua per tiga Kabinet Bayangan Corbyn.[4] Dalam pemilihan ketua partai September 2016, Corbyn menang dengan perolehan suara 61,8%.[5] Dalam pemilu dadakan 2017, Partai Buruh di bawah kepemimpinan Corbyn menjadi partai terbesar kedua di parlemen dengan kenaikan perolehan suara hingga 40%. Hasilnya, Partai Buruh mendapat tambahan 30 kursi dan parlemen gantung. Ini merupakan kenaikan bersih jumlah kursi Partai Buruh sejak 1997. Peningkatan perolehan suara sebesar 9,6% merupakan peningkatan terbesar dalam pemilihan umum di Britania Raya sejak 1945.