Biografi | |
---|---|
Kelahiran | 25 Agustus 1744 Morąg (Kerajaan Prusia) |
Kematian | 18 Desember 1803 (59 tahun) Weimar (Kekaisaran Romawi Suci) |
Tempat pemakaman | St. Peter und Paul (en) Galat: Kedua parameter tahun harus terisi! |
Data pribadi | |
Agama | Gereja Lutheran |
Pendidikan | Universitas Königsberg |
Kegiatan | |
Spesialisasi | Filsafat pikiran, filsafat bahasa dan filsafat politik |
Pekerjaan | filsuf, kritikus sastra, literary scholar (en) , penulis opini, penulis, penyair, penerjemah, teolog, aesthetician (en) |
Aliran | Abad Pencerahan dan Nasionalisme romansa |
Dipengaruhi oleh | |
Karya kreatif | |
Karya terkenal
| |
Keluarga | |
Pasangan nikah | Caroline Herder (en) |
Anak | Siegmund August Wolfgang von Herder (en) , Luise Stichling (en) , Carl Adelbert von Herder (en) , Emil Gottfried von Herder (en) |
Johann Gottfried Herder (25 August 1744 – 18 December 1803) adalah seorang filsuf, teolog, penulis sastra dan ahli kritik literatur di Konigsberg, Weimar.[1][2] Dia tergabung dalam periode abad Pencerahan, sebagai seorang filsuf dan sejarawan, kritikus sastra dan ahli teori, seorang penyair, penerjemah, dan pendidik, dia adalah salah satu universalis besar terakhir dan salah satu pelopor gerakan Sturm dan Drang serta mentor dari Goethe muda di Strassburg serta Weimar Klasikisme.[1][2] Herder belajar di bawah bimbingan Kant, dan pada awalnya dia adalah pengikutnya dalam berfilsafat, tetapi di kemudian dia berbeda dengannya.[1] Dia menekankan kesatuan dari realitas dan personalitas.[1] Pandangannya mengatakan bahwa Allah dan dunia adalah satu, dan begitu juga pikiran dan alam, seperti yang diajukan oleh Spinoza.[1] Masa yang paling baik dari manusia adalah ketika antara puisi, agama dan filsafat tidak terpisahkan.[1] Unsur-unsur yang ada semuanya berelasi dan menjadi satu kesatuan.[1] Setiap individu dan masyarakat saling berkait dan mempengaruhi satu sama lain.[1] Individu-individu adalah produk dari sejarah perkembangan, tetapi juga berkonntribusi untuk membentuk sejarah.[1] Alasan di dalamnya sendiri adalah sebuah produk dari pengalaman, memproduksi syair dan agama terlebih dahulu.[1] Ide ini tercermin pada karyanya berjudul Ide Filsafat dari Sejarah Manusia (1784-1791).[1]