Johor Bahru
Bandaraya Johor Bahru Tanjung Puteri / Iskandar Puteri | |
---|---|
Transkripsi Lain-lain | |
• Jawi | جوهر بهارو |
• Tionghoa Sederhana | 新山 |
• Pinyin | Xīnshān |
• Tamil | ஜொகூர் பாரு |
Julukan: JB, Bandaraya Selatan ("Kota Selatan") | |
Motto: Berkhidmat, Berbudaya, Berwawasan | |
Negara | Malaysia |
Negara bagian | Johor |
Distrik | Johor Bahru |
Kawasan administratif | Daftar |
Didirikan oleh Temenggong Daeng Ibrahim | 10 Maret 1855 (sebagai Tanjung Puteri) |
Meraih status kota | 1 Januari 1994 |
Luas | |
• Kota dan Ibu kota Negara Bagian | 220,00 km2 (84,94 sq mi) |
Ketinggian | 32 m (105 ft) |
Populasi (2020)[3] | |
• Kota dan Ibu kota Negara Bagian | 1.711.191 |
• Kepadatan | 7,800/km2 (20,000/sq mi) |
• Perkotaan | 2.000.000 |
• Metropolitan | 2.500.000 |
Demonim | Orang Johor Bahru |
Indeks Kota | |
• IPM (2018) | 0.825 (sangat tinggi) |
Zona waktu | UTC+8 (MST) |
Kode pos | 79xxx sampai 81xxx |
Kode kawasan | 07 |
Plat kendaraan | J |
Situs web | www |
Johor Bahru (pengucapan bahasa Malaysia: [ˈjohorˈbahru]), atau biasa disingkat JB, adalah ibu kota negara bagian Johor, Malaysia. Menurut sensus Malaysia 2010, Johor Bahru memiliki populasi sejumlah 497.067 dan merupakan kota terbesar kedua di negara Malaysia serta kota paling selatan kedua di Semenanjung Malaya.
Johor Bahru didirikan pada 1855 dengan nama Iskandar Puteri pada masa ketika Kesultanan Johor berada di bawah pengaruh Temenggong Daeng Ibrahim. Kota tersebut awalnya masih diperintah dari Telok Blangah di Singapura. Berkat kedatangan orang-orang Tionghoa dan Jawa, kawasan tersebut secara perlahan berkembang menjadi sebuah pusat pertanian. Kawasan tersebut berganti nama menjadi "Johor Bahru" pada 1862 dan lalu menjadi ibu kota Kesultanan Johor. Pada masa pemerintahan Sultan Abu Bakar, kota tersebut mengalami modernisasi, seperti pembangunan gedung-gedung administratif, sekolah-sekolah, tempat-tempat ibadah, dan jalur kereta api yang terhubung ke Singapura. Pada masa Perang Dunia II, Jepang menggunakan Istana Bukit Serene sebagai basis sementara mereka untuk melancarkan serangan terhadap kekuatan Inggris di Singapura. Johor Bahru diduduki oleh pasukan Jepang dari 1942 sampai 1945. Seusai perang, wilayah Johor diperintah sebagai bagian dari Negeri-Negeri Melayu Tidak Bersekutu dan Johor Bahru tetap menjadi ibu kotanya. Johor Bahru juga menjadi pusat nasionalisme Melayu dan merupakan tempat kelahiran sebuah partai politik yang bernama United Malays National Organisation (UMNO) pada 1946. Setelah pembentukan Malaysia pada 1963, Johor Bahru tetap menyandang status sebagai ibu kota negara bagian Johor dan secara resmi mendapatkan status kota pada 1994.
Johor Bahru adalah pusat ekonomi negara bagian Johor. Rumah Sakit Sultanah Aminah yang terletak di kota ini juga merupakan rumah sakit terbesar di negara bagian Johor. Sementara itu, tempat wisata di sekitaran Johor Bahru adalah: Istana Besar, Museum Warisan Tionghoa Johor Bahru, Gedung Sultan Ibrahim, stasiun kereta api Johor Bahru, Teluk Danga, Alun-Alun Kota Johor Bahru, Masjid Negara Bagian Sultan Abu Bakar, dan Kelenteng Tua Johor Bahru.