Penyuntingan Artikel oleh pengguna baru atau anonim untuk saat ini tidak diizinkan. Lihat kebijakan pelindungan dan log pelindungan untuk informasi selengkapnya. Jika Anda tidak dapat menyunting Artikel ini dan Anda ingin melakukannya, Anda dapat memohon permintaan penyuntingan, diskusikan perubahan yang ingin dilakukan di halaman pembicaraan, memohon untuk melepaskan pelindungan, masuk, atau buatlah sebuah akun. |
Artikel biografi ini ditulis menyerupai resume atau daftar riwayat hidup (Curriculum Vitae). |
Jusuf Kalla | |
---|---|
Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 | |
Masa jabatan 20 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019 | |
Presiden | Joko Widodo |
Masa jabatan 20 Oktober 2004 – 20 Oktober 2009 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Ketua Umum Partai Golongan Karya ke-8 | |
Masa jabatan 19 Desember 2004 – 8 Oktober 2009 | |
Sekretaris Jenderal | Sumarsono |
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Indonesia ke-12 | |
Masa jabatan 10 Agustus 2001 – 22 April 2004 | |
Presiden | Megawati Soekarnoputri |
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia ke-18 | |
Masa jabatan 29 Oktober 1999 – 24 Agustus 2000 | |
Presiden | Abdurahman Wahid |
Ketua Umum Palang Merah Indonesia ke-12 | |
Mulai menjabat 22 Desember 2009 | |
Pengganti Petahana | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Muhammad Jusuf Kalla 15 Mei 1942 Watampone, Celebes, Masa Pendudukan Jepang |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Golkar |
Suami/istri | |
Anak | 5 (termasuk Solihin dan Chairani) |
Orang tua |
|
Kerabat | Jajang C. Noer (besan) |
Profesi | |
Tanda tangan | |
Penghargaan | |
Sunting kotak info • L • B |
Muhammad Jusuf Kalla (lahir 15 Mei 1942) adalah seorang wirausahawan asal Indonesia. Dalam kiprahnya berpolitik, ia bergabung dengan Partai Golongan Karya dan pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia selama dua periode masa jabatan secara tidak berturut-turut. Periode pertamanya, pria yang populer dengan nama akronim JK ini maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono. Keduanya merupakan rekan dalam Kabinet Gotong Royong. Mereka berhasil memenangkan Pemilu Presiden 2004.
Partai Golongan Karya mengusung JK pada Pemilu Presiden 2009 sebagai calon presiden bersama dengan Wiranto dari Partai Hati Nurani Rakyat sebagai calon wakil presiden. Akan tetapi, perolehan suaranya kurang melebihi ambang batas pencalonan presiden dan kalah dari pasangan calon Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. JK maju kembali pada Pemilu Presiden 2014 sebagai calon wakil presiden. Ia secara resmi dicalonkan untuk mendampingi Joko Widodo dalam deklarasi pasangan calon di Gedung Joang '45, Jakarta. Pasangan ini diusung oleh lima partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Nasional Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hati Nurani Rakyat, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.[2][3]