Kaledonia Baru Nouvelle-Calédonie (Prancis) | |
---|---|
Ibu kota | Nouméa 22°16′S 166°28′E / 22.267°S 166.467°E |
Bahasa resmi | Prancis |
Pemerintahan | Jajahan sui generis |
Emmanuel Macron | |
Louis Mapou | |
Louis Le Franc | |
Legislatif | Congrès |
Jajahan Khusus Prancis | |
• Dianeksasi oleh Prancis | 1853 |
1946 | |
• Jajahan sui generis | 1999 |
Luas | |
- Total | 18.275 km2 (155) |
1,62 | |
Populasi | |
- Sensus Penduduk 2019 | 271.407[2] (184) |
14,5/km2 (200) | |
PDB (KKB) | 2014 |
- Total | $11,100 miliar |
$38.800 | |
PDB (nominal) | 2019 |
- Total | US$9,44 miliar[3] |
US$34.780[3] | |
IPM (2010) | 0,777 tinggi · 69 |
Mata uang | Franc CFP (F) ( XPF ) |
Zona waktu | Waktu Kaledonia Baru (NCT) (UTC+11) |
Lajur kemudi | kanan |
Kode telepon | +687 |
Kode ISO 3166 | NC |
Ranah Internet | .nc |
Département Kaledonia Baru[4][5][6][7][8][9][a] (bahasa Prancis: Nouvelle-Calédonie), adalah sebuah departemen luar negeri Prancis. Wilayah ini terletak di Oseania dan sub-benua Melanesia di Samudra Pasifik sebelah barat daya. Ibu kota departemen ini ialah Noumea. Wilayah ini mengadakan referendum kemerdekaan dari Prancis pada tanggal 4 November 2018, dengan hasil 43,6% ingin merdeka dan 56,4% tidak.
Kaledonia Baru merupakan kepulauan seluas 18,575 kilometer persegi di Samudera Pasifik yang ditemukan oleh penjelajah James Cook pada 4 September 1774 ketika melakukan perjalanan keduanya di kawasan Pasifik. Ia menamakan wilayah ini Kaledonia Baru karena teringat tanah kelahirannya, Skotlandia.
Di bawah pemerintahan Napoleon III, Prancis mengambil alih Kaledonia Baru secara resmi pada 24 September 1853 dan membangun Noumea yang sekarang menjadi ibu kota pada 25 Juni 1854.
Tempat itu pada 1864-1897 dijadikan sebagai lokasi pembuangan tidak kurang dari 22.000 narapidana namun setelah Gubernur Prancis di Kaledonia, Paul Feillet memberi penghapusan hukuman dan kembali ke kampung halaman mereka, maka imigran dari Asia datang bekerja di pertambangan dan perkebunan di Kaledonia Baru.
Bermula dari aturan "Koeli Ordonantie" pada 1880 yang mengatur hubungan kerja antara buruh dan majikan untuk menjamin ketersediaan tenaga kerja di perkebunan Belanda di Sumatra, Prancis kemudian meminta buruh untuk pertambangan nikel dan perkebunan di Kaledonia Baru, maka dikirimlah 170 pekerja dari Pulau Jawa dan tiba di Kaledonia pada 16 Februari 1896.[11]
Daerah ini dihuni oleh sebagian suku Jawa. Dahulu orang Jawa di Kaledonia Baru menjadi kuli kontrak atau mencari kehidupan lebih baik di negeri asing. Perpindahan orang Jawa di Kaledonia Baru juga sama dengan orang Jawa Suriname, tetapi kepindahan orang Jawa di Pasifik telah terhenti sejak 1949.
Jumlah penduduk Kaledonia Baru tercatat tanggal 1 September 2006, yaitu: 237.765 jiwa. Orang Jawa di Kaledonia Baru tetap menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari, tetapi kini anak-anak mudanya sudah tak bisa berbahasa Jawa, hanya bisa berbahasa Prancis saja.
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/>
yang berkaitan