Kawanto Pamungkas (lahir 24 November 1943) adalah petinju Indonesia. Terlahir dengan nama asli Ong Kay Tjwan dari pasangan Ong Hok Ing dan Kwe Kim Swan, Kawanto sudah terkenal sejak kecil sebagai bocah yang bandel dan gemar berkelahi, hingga oleh orangtuanya Kawanto kecil dimasukkan ke sebuah asrama Pastoran di Ambarawa yang terkenal berdisiplin tinggi.
Kegemaran berkelahi Kawanto akhirnya disalurkan lewat olahraga tinju, yang mengorbitkannya sebagai salah satu petinju terbaik Indonesia di kelas bantam pada masanya. Karier tinjunya mulai bersinar cerah saat dia meraih medali perak dalam kejuaraan tinju se-Jawa Tengah dan membawanya ke Pelatnas nasional. Pada 1964 Kawanto menjadi juara Nasional kelas bantam saat berhasil merebut medali emas kelas bantam pada Kejurnas amatir di Djakarta. Pada 1967, Kawanto pindah ke kelas bulu, namun gagal menjadi yang terbaik setelah di final Kejurnas dikalahkan oleh petinju asal kota Manado, Jotje Waney, dengan angka. Masih pada tahun 1967, Kawanto memutuskan kembali ke kelas bantam, dan berhasil merebut medali emas dalam invitasi tinju di Malaysia yang diikuti oleh petinju-petinju papan atas Asia pada waktu itu. Sayang, pada tahun berikutnya (1968), Kawanto gagal mengulangi sukses tersebut.
Kawanto juga mewakili Indonesia pada kejuaraan tinju di Cambodian Anniversary Cup di Kamboja pada tahun 1966 (medali emas) dan 1969 (medali perak). Kenangan indahnya sebagai petinju adalah saat dia mewakili tim tinju Indonesia bersama Johnny Bolang dalam kejuaraan GANEFO gagasan mendiang Presiden Soekarno dalam upayanya membendung blok barat yang dianggapnya identik dengan Olimpiade. Selain itu, kebanggan lain Kawanto adalah keberhasilannya membalas kekalahannya atas Jotje Waney pada tahun 1969 juga. Waney adalah salah satu petinju terbesar Indonesia, mantan Juara Asia dan anggota tim tinju Olimpiade Meksiko 1968.
Setelah pensiun, Kawanto tetap tidak bisa meninggalkan tinju, dan mendirikan sasana tinju di Magelang dan Salatiga.
Setelah lama pensiun dari olahraga tinju, rekan seangkatan Kawanto, Setijadi Laksono (alm)., yang menjadi promotor tinju pada masa 1980'an, merayunya untuk terjun ke profesional. Sempat bertanding 2 kali di ring profesional (rekor 1 menang 1 kalah), Kawanto akhirnya memutuskan benar-benar meninggalkan dunia tinju.
Rekan satu angkatan Kawanto dalam kancah tinju amatir Indonesia tahun 1960'an a.l.