Keajaiban di Sungai Han (Hangeul: 한강의 기적; Hangangeui Gijeok) adalah sebuah istilah yang merujuk pada periode pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat, industrialisasi, pencapaian teknologi, urbanisasi, pembangunan gedung-gedung pencakar langit, modernisasi, globalisasi dan kebangkitan teknologi yang terjadi di Korea Selatan dari puing-puing Perang Korea, Penjajahan Jepang Atas Korea dan Perang Dunia Kedua menjadi sebuah negara makmur yang maju. Periode ini dimulai dari Rencana Lima Tahun yang dicanangkan pada tahun 1960, hingga periode industrialisasi dan kebangkitan Korsel sampai detik ini.
Istilah ini sering kali digunakan untuk memaparkan kekuatan ekonomi Korea Selatan yang sangat berpengaruh dalam skala global dengan munculnya perusahaan-perusahaan raksasa seperti Samsung, LG dan Hyundai-Kia pada abad ke-21. Kemajuan itu dipelopori oleh ibu kota Seoul yang dilalui oleh Sungai Han. Ungkapan ini mengkuti istilah terkenal Keajaiban di Sungai Rhine, yang merupakan periode kebangkitan Jerman Barat setelah Perang Dunia II. Selain ekonomi yang didukung oleh para Chaebol, ekonomi Korea Selatan mendapat sumbangan triliunan won dari bisnis K-pop, K-drama dan wisata operasi plastik.
Kata "keajaiban" digambarkan dengan pencapaian pesat Korea Selatan menjadi negara ekonomi terbesar ke-13 dunia dan menjadi contoh bagi negara-negara berkembang yang lain,[1] yang dianggap banyak orang sangat mustahil pada saat itu. Ketika itu Korea Selatan adalah negara yang tercabik-cabik Perang Korea dan jutaan warga negaranya hidup dalam kemiskinan serta ratusan ribu penganggur berjuang keras memenuhi keperluan hidup. Dalam waktu kurang dari 4 dekade, negara miskin ini berubah menjadi salah satu pusat ekonomi dunia. Ibu kota Seoul dengan cepat bertransformasi menjadi kota utama dan pusat bisnis dan perdagangan di Asia serta mempunyai infrastruktur paling mutakhir. Pencapaian ini dianggap sebagai kebanggaan nasional dan kemampuan unggul bangsa Korea.