Kebebasan politik

Penilaian kebebasan negara di dunia tahun 2016 menurut survei Freedom in the World 2016 yang disusun Freedom House.[1]
  Bebas (86)   Separuh Bebas (59)   Tidak Bebas (50)
Patung Liberty di Amerika Serikat adalah salah satu "simbol kebebasan dan demokrasi" yang paling terkenal.

Kebebasan politik (juga dikenal sebagai otonomi politik atau kontrak politik) adalah konsep sentral dalam sejarah dan pemikiran politik Barat juga salah satu fitur terpenting dari masyarakat demokratis.[2][3] Kebebasan politik digambarkan sebagai kebebasan dari penindasan[4] atau paksaan,[5] tidak adanya kondisi yang menjegal bagi individu dan membungkam situasi,[6] atau tidak adanya keadaan paksaan pemenuhan kehidupan, misalnya paksaan ekonomi dalam suatu masyarakat.[7] Meskipun kebebasan politik sering kali dimaknai negatif sebagai kebebasan dengan perilaku yang tidak masuk akal dari kendala eksternal,[8] itu juga dapat merujuk pada pemenuhan hak, kapasitas dan kelayakan tindakan secara positif dan pelaksanaan hak-hak sosial atau kelompok.[9] Konsep ini juga dapat mencakup kebebasan dari kendala internal semacam tindakan atau perkataan politik (misalnya kearifan sosial, konsistensi atau perilaku tidak terpuji).[10] Konsep kebebasan politik erat kaitannya dengan konsep kebebasan sipil dan hak asasi manusia bahwa masyarakat demokratis biasanya diberikan perlindungan hukum dari negara.

Kebebasan politik adalah salah satu kelompok hak konstitusional dasar dan kebebasan warga negara, dimana mereka menentukan partisipasi mereka dalam kehidupan publik dan politik negara. Kebebasan politik biasanya dicantumkan dalam konstitusi, undang-undang dan peraturan negara lainnya. Lawan dari masyarakat bebas politik adalah masyarakat totaliter, masyarakat yang meminimalkan kebebasan politik untuk memaksakan segala tindakan rakyatnya.[11]

  1. ^ Freedom in the World 2016
  2. ^ Arendt, Hannah (1993). Between past and future: eight exercises in political thought (dalam bahasa English). New York: Penguin Books. ISBN 978-0-14-018650-5. OCLC 28311361. 
  3. ^ Arendt, Hannah; Kohn, Jerome (2006-09-26). Between Past and Future (dalam bahasa Inggris). Penguin. ISBN 978-1-101-66265-6. 
  4. ^ Freire, Wescley F. A. Justice and the Politics of Diference. 
  5. ^ Sandel, Michael J. (2009). Justice : what's the right thing to do? (edisi ke-1st ed). New York: Farrar, Straus and Giroux. ISBN 978-0-374-18065-2. OCLC 317928901. 
  6. ^ Sen, Amartya (1999). Development as freedom (edisi ke-1st ed). New York. ISBN 0-375-40619-0. OCLC 41404591. 
  7. ^ Marx, Karl (1977). Selected writings. David McLellan. Oxford [England]: Oxford University Press. ISBN 0-19-876038-8. OCLC 2894111. 
  8. ^ Berlin, Isaiah (2002). Liberty : incorporating four essays on liberty. Henry Hardy, Ian Harris. Oxford: Oxford University Press. ISBN 0-19-924988-1. OCLC 49330604. 
  9. ^ Taylor, Charles. Philosophy and the Human Sciences. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 211–229. ISBN 978-1-139-17349-0. 
  10. ^ Kompridis, Nikolas (2007-07). "Struggling over the Meaning of Recognition". European Journal of Political Theory. 6 (3): 277–289. doi:10.1177/1474885107077311. ISSN 1474-8851. 
  11. ^ "Hayek, Friedrich August (von), (8 May 1899–23 March 1992)". Who Was Who. Oxford University Press. 2007-12-01. 

Developed by StudentB