Kedokteran forensik

Kedokteran forensik adalah istilah luas yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok spesialisasi medis yang menangani pemeriksaan dan diagnosis individu yang terluka atau yang telah meninggal, akibat penyebab eksternal atau hal-hal yang tidak alami seperti diracun, diserang, bunuh diri, serta bentuk Kekerasan lainnya. Umumnya hasil penemuan tersebut akan dibawa pada ranah hukum (yaitu kasus pengadilan) sebagai alat bukti.

Kedokteran forensik adalah cabang multidisiplin yang mencakup praktik patologi forensik, psikiatri forensik, kedokteran gigi forensik, radiologi forensik, dan toksikologi forensik.[1][2] kedokteran forensik dibagi menjadi dua berdasarkan kondisi pasien yang akan diperiksa, yaitu kedokteran forensik klinis dan kedokteran forensik patologis. kedokteran forensik klinis hany akan melakukan pemeriksaan trauma pada pasien yang masih hidup,[3] sedangkan kedokteran forensik patologis melibatkan pemeriksaan trauma pada almarhum untuk menemukan penyebab kematiannya.[4]

  1. ^ Eriksson, A. (2016). "Forensic Pathology". Forensic Epidemiology. hlm. 151–177. doi:10.1016/B978-0-12-404584-2.00006-9. ISBN 9780124045842. 
  2. ^ Baud, Frédéric J.; Houzé, Pascal (2020). "Introduction to clinical toxicology". An Introduction to Interdisciplinary Toxicology. hlm. 413–428. doi:10.1016/B978-0-12-813602-7.00030-2. ISBN 9780128136027. 
  3. ^ A physician's guide to clinical forensic medicine. Martha Stark. Totowa, N.J.: Humana Press. 2000. ISBN 0-585-27707-9. OCLC 45731321. 
  4. ^ Tsokos, Michael (2004). Forensic Pathology Reviews (dalam bahasa English). Humana Press. 

Developed by StudentB