Kekaisaran Romawi Suci Sacrum Imperium Romanum (Latin) Heiliges Römisches Reich (Jerman) Kekaisaran Romawi Suci Bangsa Jerman Sacrum Imperium Romanum Nationis Germanicae (Latin) Heiliges Römisches Reich Deutscher Nation (Jerman) | |||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Tahun 800/962[a]–1806 | |||||||||||||||||||||||||||
Keseluruhan bekas wilayah kedaulatan Kekaisaran Romawi Suci pada peta modern, sekitar tahun 1200–1250 | |||||||||||||||||||||||||||
Status | Kekaisaran | ||||||||||||||||||||||||||
Ibu kota | Lebih dari satu[3]
Roma (de iure)
Aachen (tahun 800–1562)
Palermo (de facto) (tahun 1194–1254)
Wina (dasawarsa 1550-an–1583, tahun 1612–1806)
Regensburg (tahun 1594–1806)
Wetzlar (tahun 1689–1806)
| ||||||||||||||||||||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Bahasa Jerman, bahasa Latin Abad Pertengahan (sebagai bahasa administratif/liturgis/ Aneka bahasa[c] | ||||||||||||||||||||||||||
Agama | Lebih dari satu agama resmi: Kristen Katolik Roma (tahun 1054–1806) Kristen Protestan mazhab Lutheran (tahun 1555–1806) Kristen Protestan mazhab Kalvinis (tahun 1648–1806) | ||||||||||||||||||||||||||
Pemerintahan | Monarki elektif Monarki campuran (sesudah Pembaharuan Negara)[17] | ||||||||||||||||||||||||||
Kaisar | |||||||||||||||||||||||||||
• Tahun 800–814 | Karel Agung[a] (pertama) | ||||||||||||||||||||||||||
• Tahun 962–973 | Otto Agung | ||||||||||||||||||||||||||
• Tahun 1519–1556 | Karel V | ||||||||||||||||||||||||||
• Tahun 1792–1806 | Frans II (terakhir) | ||||||||||||||||||||||||||
Legislatif | Sidang Permusyawaratan Negara | ||||||||||||||||||||||||||
Era Sejarah | Abad Pertengahan sampai awal zaman modern | ||||||||||||||||||||||||||
25 Desember 800 | |||||||||||||||||||||||||||
• Otto Agung dinobatkan menjadi Kaisar Bangsa Romawi | 2 Februari 962 | ||||||||||||||||||||||||||
• Konrad II mendaulat Kerajaan Burgundia | 2 Februari 1033 | ||||||||||||||||||||||||||
25 September 1555 | |||||||||||||||||||||||||||
24 Oktober 1648 | |||||||||||||||||||||||||||
tahun 1648–1789 | |||||||||||||||||||||||||||
2 Desember 1805 | |||||||||||||||||||||||||||
6 Agustus 1806 | |||||||||||||||||||||||||||
Luas | |||||||||||||||||||||||||||
Tahun 1150[d] | 1.100.000 km2 (420.000 sq mi) | ||||||||||||||||||||||||||
Populasi | |||||||||||||||||||||||||||
• Tahun 1700[18] | 23.000.000 jiwa | ||||||||||||||||||||||||||
• Tahun 1800[18] | 29.000.000 jiwa | ||||||||||||||||||||||||||
Mata uang | Lebih dari satu jenis mata uang: thaler, guilder, groschen, Reichsthaler | ||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||
Kekaisaran Romawi Suci,[e] yang juga dikenal dengan nama Kekaisaran Romawi Suci Bangsa Jerman selepas tahun 1512, adalah negara dengan wilayah yang membentang dari Eropa Tengah ke Eropa Barat dan lazimnya dikepalai oleh Kaisar Romawi Suci.[19] Negara ini terbentuk pada Awal Abad Pertengahan dan berdiri selama hampir 1.000 tahun, sampai akhirnya dibubarkan pada tahun 1806 di tengah hiruk-pikuk perang-perang Napoleon.[20]
Pada tanggal 25 Desember 800, Paus Leo III menobatkan Karel Agung menjadi kaisar, dan dengan demikian menghidupkan kembali gelar itu di Eropa Barat selang tiga abad lebih sesudah Kekaisaran Romawi Barat tumbang pada tahun 476.[21] Meskipun sudah ditanggalkan pada tahun 924, gelar itu kembali disandang Otto Agung saat dinobatkan menjadi kaisar oleh Paus Yohanes XII pada tahun 962, dengan maksud untuk mencitrakan dirinya sebagai penerus Karel Agung dan raja-raja kulawangsa Karling.[22] Penobatan Otto Agung menjadi tonggak sejarah yang mengawali kurun waktu tegaknya kedaulatan Kekaisaran Romawi Suci secara berkesinambungan selama delapan abad lebih.[23][24][f] Dari tahun 962 hingga abad ke-12, Kekaisaran Romawi Suci tampil sebagai negara monarki terkuat di bumi Eropa.[25] Kelancaran penyelenggaraan negara bergantung kepada kerjasama yang rukun di antara kaisar dan para pangeran praja.[26] Kerukunan tersebut sempat terusik pada zaman kulawangsa Sali.[27] Ketangguhan negara dan keluasan wilayah Kekaisaran Romawi Suci mencapai puncaknya pada pertengahan abad ke-13 di bawah pemerintahan raja-raja kulawangsa Hohenstaufen, tetapi justru bentang wilayah yang kelewat luaslah yang kemudian hari mengeroposkan kedaulatannya.[28][29]
Para sarjana pada umumnya menjabarkan evolusi lembaga-lembaga dan asas-asas yang membentuk negara ini, serta perkembangan berangsur dari peran kaisar.[30][31] Jabatan kaisar sudah lama terlembagakan sebelum negara ini dinamakan "Kekaisaran Romawi Suci" pada abad ke-13,[32] tetapi keabsahan kaisar sejak semula selalu ditumpukan pada konsep translatio imperii, yaitu anggapan bahwa kedaulatan tertinggi yang diemban kaisar adalah warisan peninggalan kaisar-kaisar Roma tempo dulu.[30] Terlepas dari semua itu, sudah menjadi adat di Kekaisaran Romawi Suci bahwa seseorang menjadi kaisar karena dipilih oleh para pangeran-pemilih yang berkebangsaan Jerman. Secara teori dan diplomasi, Kaisar Romawi Suci dipandang sebagai tokoh yang dituakan di antara seluruh kepala negara monarki Katolik Eropa.[33]
Ikhtiar Pembaharuan Negara pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16 mengubah wajah Kekaisaran Romawi Suci. Ikhtiar tersebut melahirkan berbagai lembaga pemerintahan yang terus bertahan sampai negara ini bubar pada abad ke-19.[34][35] Menurut sejarawan Thomas Brady Jr., Kekaisaran Romawi Suci selepas Pembaharuan Negara merupakan badan politik dengan keberlanjutan dan kemapanan yang luar biasa, serta "dalam beberapa segi mencerminkan pemerintahan-pemerintahan monarki di kawasan barat Eropa, dan dalam beberapa segi yang lain mencerminkan pemerintahan-pemerintahan elektif dengan persatuan yang renggang di kawasan tengah Eropa." Di negara bangsa Jerman yang sudah diperbaharui itu, alih-alih patuh begitu saja kepada kaisar, orang justru berunding dengan kaisar.[36][37] Pada tanggal 6 Agustus 1806, Kaisar Frans II meletakkan jabatan dan secara resmi membubarkan Kekaisaran Romawi Suci, menyusul pembentukan Konfederasi Rhein oleh Napoleon sebulan sebelumnya, yakni perserikatan negara-negara Jerman yang berkhidmat kepada Prancis, alih-alih bertuan kepada Kaisar Romawi Suci.
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama EB.HRE
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Gascoigne
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/>
yang berkaitan