Kekaisaran Sasaniyah

Kekaisaran Sasaniyah
Iran / Iranshahr

224 M–651 M
{{{coat_alt}}}
Simurgh
Jangkauan terluas Kekaisaran pada masa kaisar Khosrau II.
Jangkauan terluas Kekaisaran pada masa kaisar Khosrau II.
Ibu kotaCtesiphon
Bahasa yang umum digunakanBahasa Persia Pertengahan[2]
Agama
Zoroastrianisme (agama negara)
Kristen Nestorian
Yudaisme
PemerintahanMonarki absolut
Syahansyah 
• 224–241
Ardashir I (pertama)
• 632–651
Yazdegerd III (terakhir)
Sejarah 
• Didirikan
224 M
• Invasi Arab dalam penaklukan Muslim
651 M
Penduduk
• 621
19,700,000
Kode ISO 3166IR
Didahului oleh
Digantikan oleh
ksrKekaisaran
Parthia
krjKerajaan
India-Skithia
ksrKekaisaran
Kushan
krjKerajaan
Armenia
Lakhmid
klfKekhalifahan
Rasyidin
Sekarang bagian dari
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "Currency" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "region" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "continent" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "country" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).

Kekaisaran Sasani (bahasa Persia: دودمان ساساني, Dudmân Sâsâni), Kekaisaran Wangsa Sasan, atau Kekaisaran Persia Baru[4] adalah kekaisaran bangsa Iran yang ketiga dan kekaisaran Persia yang kedua. Kekaisaran Sassania merupakan Kekaisaran Persia pra-Islam terakhir dan dipimpin oleh Dinasti Sassania pada tahun 224 hingga 651 M.[1][5] Kekaisaran Sassania, yang menggantikan Kekaisaran Parthia atau Kekaisaran Arkasid, diakui sebagai salah satu kekuatan utama di Asia Barat, Selatan, dan Tengah, bersama dengan Kekaisaran Romawi dan Kekaisaran Bizantium, dalam periode selama lebih dari 400 tahun.[6]

Kekaisaran Sassania didirikan oleh Ardashir I, setelah keruntuhan Kekaisaran Parthia dan kekalahan raja Parthia terakhir, Artabanos IV (bahasa Persia: اردوان, Ardavan); dan kekaisaran ini berakhir ketika Syahansyah (Raja Segala Raja) Sasania terakhir, Yazdegerd III (632–651), kalah dalam perjuangan selama 14 tahun untuk menyingkirkan kekhalifahan Islam yang pertama, yaitu pendahulu dari kekaisaran-kekaisaran Islam lainnya. Wilayah kekaisaran ini meliputi wilayah yang kini menjadi Iran, Irak, Armenia, Afganistan, bagian timur Turki, dan sebagian India, Suriah, Pakistan, Kaukasia, Asia Tengah dan Arabia. Selama pemerintahan Khosrau II (590–628), Mesir, Yordania, Palestina, Israel, dan Libanon juga sementara waktu merupakan wilayah kekaisaran ini.

Bangsa Sassania menamakan kerajaan mereka Eranshahr (Wilayah kekuasaan bangsa Iran (Arya)) atau Ērān dalam bahasa Persia Pertengahan, yang menghasilkan istilah Iranshahr and Iran dalam bahasa Persia Baru. Masa kekuasaan Sassania terbentang sepanjang periode Abad Kuno Akhir (bahasa Inggris: Late Antiquity), dan dianggap sebagai salah satu periode yang paling penting dan berpengaruh dalam sejarah Iran. Dalam banyak hal periode Sassania menyaksikan pencapaian tertinggi kebudayaan Persia, dan melambangkan kemegahan Kekaisaran Iran terakhir sebelum penaklukan muslim dan berkembangnya agama Islam.

Menurut legenda, veksiloid Kekaisaran Sassania adalah Derafsh Kaviani.[7] Diduga juga bahwa peralihan menuju Kekaisaran Sassania melambangkan akhir perjuangan etnis proto-Persia melawan kerabat etnis migran dekat mereka, yakni bangsa Parthia, yang tempat asalnya adalah di Asia Tengah.

Persia memiliki pengaruh yang cukup besar pada kebudayaan Romawi selama masa Sassania,[8] dan bangsa Romawi menganggap bangsa Persia Sassania sebagai satu-satunya bangsa yang berstatus sama dengan mereka. Hal ini diperlihatkan misalnya dalam surat-surat yang ditulis oleh Kaisar Romawi kepada Syahansyah Persia, yang pada alamatnya bertuliskan kata "kepada saudaraku". Pengaruh kebudayaan Sassania terbentang jauh melebihi batas-batas wilayah kekaisaran mereka, dan bahkan menjangkau sampai Europa Barat,[9] Afrika,[10] Tiongkok, dan India,[11] serta berperan penting dalam pembentukan seni-seni Abad Pertengahan di Eropa dan Asia.[12]

Pengaruh tersebut terus terbawa ke masa awal perkembangan dunia Islam. Kebudayaan yang unik dan aristokratik dari dinasti ini telah mengubah penaklukan Islam atas Iran menjadi sebuah Renaisans Persia.[9] Banyak hal yang kemudian dikenal sebagai kebudayaan, arsitektur, dan penulisan Islam serta berbagai keahlian lainnya, diperoleh dari Sassania Persia dan kemudian disebarkan pada dunia Islam yang lebih luas.[13] Sebagai contohnya ialah bahasa resmi Afghanistan, yaitu Bahasa Dari yang merupakan dialek dari Bahasa Persia, merupakan perkembangan dari bahasa kerajaan bangsa Sassania.[14]


  1. ^ a b (Wiesehofer 1996)
  2. ^ Encyclopedia of the Peoples of Africa and the Middle East, Vol.1, Ed. Jamie Stokes, (Infobase Publishing, 2009), 601.
  3. ^ Security and Territoriality in the Persian Gulf: A Maritime Political Geography by Pirouz Mojtahed-Zadeh, page 119
  4. ^ Fattah, Hala Mundhir (2009). A Brief History Of Iraq. Infobase Publishing. hlm. 49. ISBN 978-0-8160-5767-2. Para sejarawan juga telah menyebut Kekaisaran Wangsa Sasan sebagai Kekaisaran Persia Baru 
  5. ^ "A Brief History". Culture of Iran. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-11. Diakses tanggal 11 September 2009. 
  6. ^ (Shapur Shahbazi 2005)
  7. ^ Khaleghi-Motlagh, Derafš-e Kāvīān
  8. ^ J. B. Bury, p. 109.
  9. ^ a b Durant.
  10. ^ Transoxiana 04: Sasanians in Africa
  11. ^ Sarfaraz, pp. 329–330
  12. ^ Iransaga: The art of Sassanians
  13. ^ Zarinkoob, p. 305.
  14. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-08-09. Diakses tanggal 2007-11-05. 

Developed by StudentB