Kekerasan dalam rumah tangga

Kekerasan dalam rumah tangga
Pita ungu sebagai simbol kepedulian terhadap korban KDRT
Informasi umum
Nama lainKekerasan keluarga

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah kekerasan yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga, entah berada dalam keadaan sudah kawin maupun hanya sebatas kumpul kebo. KDRT umumnya dilakukan di antara orang yang sudah memiliki hubungan kekeluargaan dan umumnya terjadi pada suami-istri sah atau pasangan serumah. Kekerasan ini juga dapat menimpa anak, orang tua, atau lanjut usia, dapat berupa kekerasan fisik maupun verbal serta dilatarbelakangi oleh emosi, masalah ekonomi, pertentangan agama, atau seks. Kekerasan dapat memiliki tingkatan mulai dari yang ringan hingga berat seperti pemukulan, pencekikan, atau bahkan berujung kematian, serta dapat menggunakan teknologi.[1][2]

Pada 2015, Departemen Dalam Negeri Britania Raya memperluas definisi KDRT termasuk penggunaan pemaksaan (kontrol koersif).[3]

Secara global, korban KDRT umumnya perempuan, dan umumnya perempuan banyak mengalami kekerasan sepanjang hidupnya.[4][5] Perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa 1 dari 3 perempuan di dunia mengalami kekerasan sepanjang hidupnya.[6] Hal ini juga didukung bahwa laki-laki sering menggunakan kekerasan untuk membela diri.[7] Sejumlah penelitian telah mendemonstrasikan korelasi antara tingkat kesetaraan gender dan laju KDRT di sebuah negara, yang menunjukkan bahwa negara dengan tingkat kesetaraan gender yang rendah memiliki laju KDRT yang tinggi .[8] KDRT adalah salah satu kejahatan yang jarang dilaporkan baik dari laki-laki maupun perempuan.[9][10] Tambahanya, stigma sosial menyebabkan laki-laki yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga sering diabaikan oleh penyedia layanan kesehatan.[11][12][13][14]

KDRT sering terjadi ketika pelakunya yakin bahwa ia berhak menggunakannya. Hal ini menyebabkan siklus kekerasan antargenerasi pada anak dan anggota keluarga yang lain, yang mungkin menganggap kekerasan dapat diterima atau dimaafkan. Banyak orang tidak mengaku sebagai pelaku kekerasan atau korban, karena mereka beranggapan itu adalah konflik keluarga yang tidak terkendali.[15] Kesadaran, persepsi, pengertian, dan dokumentasi KDRT sangat berbeda dari satu negara ke negara lain. Selain itu, KDRT sering terjadi dalam konteks perkawinan paksa atau perkawinan anak.[16]

Dalam hubungan kekerasan, terdapat siklus ketika masalah memuncak dan fase kekerasan terjadi, kemudian terjadi masa islah (rekonsiliasi) dan tenang. Korban KDRT sering mengalami pengasingan, trauma,[17] masalah keuangan, pengucilan, ketakutan, dan rasa malu. Hasilnya, korban tersebut dapat mengalami disabilitas fisik, agresivitas, masalah kesehatan kronis, penyakit mental, kemiskinan, atau tidak mau bersosialisasi secara sehat. Korban-korban KDRT banyak mengalami gangguan psikologis seperti gangguan stres pascatrauma. Anak-anak yang tinggal di keluarga bermasalah sering menunjukkan masalah psikologis seperti suka menghindar, takut terhadap ancaman dan agresi yang tidak terduga, yang dapat berujung pada trauma berkepanjangan.[18]

  1. ^ Woodlock, Delanie (2017). "The Abuse of Technology in Domestic Violence and Stalking". Violence Against Women (dalam bahasa Inggris). 23 (5): 584–602. doi:10.1177/1077801216646277. ISSN 1077-8012. PMID 27178564. 
  2. ^ "WESNET Second National Survey on Technology abuse and domestic violence in Australia" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal February 26, 2021. Diakses tanggal 4 March 2022. 
  3. ^ "Controlling or Coercive Behaviour in an Intimate or Family Relationship Statutory Guidance Framework" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal July 24, 2018. Diakses tanggal 17 June 2022. 
  4. ^ McQuigg, Ronagh J.A. (2011), "Potential problems for the effectiveness of international human rights law as regards domestic violence", dalam McQuigg, Ronagh J.A., International human rights law and domestic violence: the effectiveness of international human rights law, Oxford New York: Taylor & Francis, hlm. 13, ISBN 9781136742088, diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-15, This is an issue that affects vast numbers of women throughout all nations of the world. ... Although there are cases in which men are the victims of domestic violence, nevertheless 'the available research suggests that domestic violence is overwhelmingly directed by men against women ... In addition, violence used by men against female partners tends to be much more severe than that used by women against men. Mullender and Morley state that 'Domestic violence against women is the most common form of family violence worldwide.' 
  5. ^ García-Moreno, Claudia; Stöckl, Heidi (2013), "Protection of sexual and reproductive health rights: addressing violence against women", dalam Grodin, Michael A.; Tarantola, Daniel; Annas, George J.; et al., Health and human rights in a changing world, Routledge, hlm. 780–781, ISBN 9781136688638, diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-06, Intimate male partners are most often the main perpetrators of violence against women, a form of violence known as intimate partner violence, 'domestic' violence or 'spousal (or wife) abuse.' Intimate partner violence and sexual violence, whether by partners, acquaintances or strangers, are common worldwide and disproportionately affect women, although are not exclusive to them. 
  6. ^ "Violence against women". www.who.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-07-25. 
  7. ^ Swan, Suzanne C.; Gambone, Laura J.; Caldwell, Jennifer E.; Sullivan, Tami P.; Snow, David L. (2008). "A Review of Research on Women's Use of Violence With Male Intimate Partners". Violence and Victims. 23 (3): 301–314. doi:10.1891/0886-6708.23.3.301. PMC 2968709alt=Dapat diakses gratis. PMID 18624096. 
  8. ^ Esquivel-Santoveña, Esteban Eugenio; Lambert, Teri L.; Hamel, John (January 2013). "Partner abuse worldwide" (PDF). Partner Abuse. 4 (1): 6–75. doi:10.1891/1946-6560.4.1.6. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-02-05. 
  9. ^ Strong, Bryan; DeVault, Christine; Cohen, Theodore (February 16, 2010). The Marriage and Family Experience: Intimate Relationships in a Changing Society. Cengage Learning. hlm. 447. ISBN 978-1133597469. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 10, 2017. 
  10. ^ Concannon, Diana (July 11, 2013). Kidnapping: An Investigator's Guide. Newnes. hlm. 30. ISBN 978-0123740311. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 10, 2017. 
  11. ^ Riviello, Ralph (July 1, 2009). Manual of Forensic Emergency Medicine. Jones & Bartlett Learning. hlm. 129. ISBN 978-0763744625. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 10, 2017. 
  12. ^ Finley, Laura (July 16, 2013). Encyclopedia of Domestic Violence and Abuse. ABC-CLIO. hlm. 163. ISBN 978-1610690010. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 10, 2017. 
  13. ^ Hess, Kären; Orthmann, Christine; Cho, Henry (January 1, 2016). Criminal Investigation. Cengage Learning. hlm. 323. ISBN 978-1435469938. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 10, 2017. 
  14. ^ Lupri, Eugene; Grandin, Elaine (2004), "Consequences of male abuse – direct and indirect", dalam Lupri, Eugene; Grandin, Elaine, Intimate partner abuse against men (PDF), Ottawa: National Clearinghouse on Family Violence, hlm. 6, ISBN 9780662379751, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal January 4, 2009, diakses tanggal June 21, 2014 
  15. ^ Halket, Megan Mcpherson; Gormley, Katelyn; Mello, Nicole; Rosenthal, Lori; Mirkin, Marsha Pravder (2013). "Stay with or Leave the Abuser? The Effects of Domestic Violence Victim's Decision on Attributions Made by Young Adults". Journal of Family Violence. 29: 35–49. doi:10.1007/s10896-013-9555-4. 
  16. ^ WHO (7 March 2013). "Child marriages: 39,000 every day". who.int. World Health Organization. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 April 2014. Diakses tanggal 11 April 2014.  Joint news release Every Woman Every Child/Girls Not Brides/PMNCH/United Nations Foundation/UNFPA/UNICEF/UN Women/WHO/World Vision/World YWCA/
  17. ^ Dutton, Donald; Painter, S.L. (1981-01-01). "Traumatic bonding: The development of emotional attachments in battered women and other relationships of intermittent abuse". Victimology. 6: 139–155. 
  18. ^ Schechter, Daniel S.; Zygmunt, Annette; Coates, Susan W.; Davies, Mark; Trabka, Kimberly A.; McCaw, Jamie; Kolodji, Ann; Robinson, Joann L. (2007). "Caregiver traumatization adversely impacts young children's mental representations on the MacArthur Story Stem Battery". Attachment & Human Development. 9 (3): 187–205. doi:10.1080/14616730701453762. PMC 2078523alt=Dapat diakses gratis. PMID 18007959. 

Developed by StudentB