Kekristenan dan kolonialisme merupakan sebuah suatu topik perdebatan di kalangan misionaris, antropolog, sejarawan, dan para kritikus budaya tentang hubungan penyebaran Kekristenan dan penyebaran kolonialisme.[1] Kekristenan dalam beberapa kasus menjadi kepanjangtanganan kolonialisme karena kedua hal tersebut memiliki misi yang hampir sama, yaitu mengubah dunia non-Eropa menjadi lebih beradab.[2] Di sisi lain Kekristenan tidak bisa dikaitkan dengan kolonialisme sebab Kekristenan dan penyebarannya melalui misi sudah ada dan sudah dilakukan jauh sebelum ekspansi bangsa Barat dan kolonialisme. Bahkan, beberapa misionaris berpendapat bahwa Kekristenan di beberapa negara jajahan justru memberikan perlawanan dan kritikan yang tajam terhadap proyek kolonialisme.[3][4]
Of all religions, Christianity has been most associated with colonialism because several of its forms (Catholicism and Protestantism) were the religions of the European powers engaged in colonial enterprise on a global scale.
The modern missionary era was in many ways the ‘religious arm’ of colonialism, whether Portuguese and Spanish colonialism in the sixteenth Century, or British, French, German, Belgian or American colonialism in the nineteenth. This was not all bad — oftentimes missionaries were heroic defenders of the rights of indigenous peoples