Pengarangan karya-karya Yohanes (Injil Yohanes, Surat-surat Yohanes, dan Kitab Wahyu) telah diperdebatkan oleh para sarjana sejak sekitar abad ke-2 Masehi.[1] Debat utama menyangkut tentang siapa yang mengarang penulisan-penulisan tersebut, dan yang menulis, jika ada, apakah dapat dianggap sebagai pengarang umum.
Tradisi Ortodoks mengatributkan seluruh kitab tersebut kepada Rasul Yohanes.[2]
Pada abad ke-6, Decretum Gelasianum berkata bahwa Surat Yohanes Kedua dan Ketiga memiliki pengarang terpisah yang dikenal sebagai "Yohanes, seorang presbiter" (lihat Yohanes sang Presbiter).[3]