Kepresidenan dan provinsi di India Britania

Kolonial India
Kekaisaran India Britania
Entitas kekaisaran di India
India Belanda1605–1825
India Denmark1620–1869
India Prancis1769–1954
India Portugis
(1505–1961)
Casa da Índia1434–1833
Perusahaan India Timur Portugis1628–1633
India Britania
(1612–1947)
Perusahaan India Timur1612–1757
Kekuasaan perusahaan di India1757–1858
Kemaharajaan Britania1858–1947
Kekuasaan Britania di Burma1824–1948
Negara-negara kepangeranan1721–1949
Partisi India
1947
Sebuah mezotin yang menggambarkan Benteng William, Kalkuta, ibu kota Kepresidenan Bengal di India Britania pada 1735

Provinsi di India, yang sebelumnya Kepresidenan di India Britania dan sebelumnya lagi, Kota kepresidenan adalah divisi administratif kegubernuran Britania di anak benua tersebut. Dalam bentuk tersebut atau bentuk lainnya, mereka berdiri antara 1612 dan 1947, secara konvensional dibagi dalam tiga masa sejarah.

  • Pada 1612–1757, Perusahaan Hindia Timur membentuk "pabrik-pabrik" (pos perdagangan) di beberapa tempat, kebanyakan di pesisir India, dengan konsen para kaisar Moghul atau penguasa lokal. Saingannya adalah perusahaan dagang Benda dan Prancis. Pada pertengahan abad ke-18, tiga "kota kepresidenan": Madras, Bombay, dan Kalkuta diperluas.
  • Pada masa kekuasaan perusahaan di India, 1757–1858, Perusahaan tersebut mengakuisisi kedahulatan di sebagian besar India, yang sekarang disebut "Kepresidenan".
  • Setelah Pemberontakan India 1857, sisa-sisa kekuatan perusahaan tersebut dipindahkan ke Mahkota. Di Kemaharajaan Britania yang baru (1858–1947), kedaulatan dibagi dalam beberapa daerah yang baru, seperti Dataran Tinggi Burma. Namun, kepresidenan-kepresidenannya diturunkan menjadi "Provinsi".[1]
  1. ^ Imperial Gazetteer of India vol. IV 1908, hlm. 5 Quote: "The history of British India falls ... into three periods. From the beginning of the 17th to the middle of the 18th century, the East India Company is a trading corporation, existing on the sufferance of the native powers, and in rivalry with the merchant companies of Holland and France. During the next century the Company acquires and consolidates its dominion, shares its sovereignty in increasing proportions with the Crown, and gradually loses its mercantile privileges and functions. After the Mutiny of 1857, the remaining powers of the Company are transferred to the Crown ..." (p. 5)

Developed by StudentB