Geografi | |
---|---|
Lokasi | Asia Tenggara, Melanesia (Kepulauan Aru) |
Koordinat | 03°S 129°E / 3°S 129°E |
Jumlah pulau | ~1000 |
Pulau besar | Halmahera, Seram, Buru, Ambon, Ternate, Tidore, Kepulauan Aru, Kepulauan Kai, Kepulauan Lucipara |
Luas | 78897[1] km2 |
Titik tertinggi | Binaiya (3.027 m) |
Pemerintahan | |
Negara | Indonesia |
Provinces | |
Kota terbesar | Ambon |
Kependudukan | |
Penduduk | 3,131,860[2] jiwa (2020) |
Kelompok etnik | Ambon, Alifuru, Nuaulu, Bugis |
Kepulauan Maluku adalah kepulauan di bagian timur Indonesia. Secara tektonik terletak di Lempeng Halmahera di dalam Zona Tabrakan Laut Maluku. Secara geografis terletak di sebelah timur Sulawesi, sebelah barat Papua, serta sebelah utara dan timur Timor. Terletak di dalam Wallacea (sebagian besar di sebelah timur biogeografis Garis Weber), Kepulauan Maluku dianggap sebagai persimpangan geografis dan budaya antara Asia dan Oseania.
Pulau-pulau tersebut dikenal sebagai Kepulauan Rempah-rempah karena pala dan cengkeh yang hanya ditemukan di sana, kehadirannya memicu kepentingan kolonial Eropa pada abad ke-16.[3]
Kepulauan Maluku membentuk satu provinsi sejak kemerdekaan Indonesia hingga tahun 1999, ketika kepulauan tersebut dipecah menjadi dua provinsi. Provinsi baru, Maluku Utara, mencakup wilayah antara Morotai dan Sula, dengan gugusan pulau dari Buru dan Seram hingga Wetar masih tersisa di Provinsi Maluku. Maluku Utara mayoritas beragama Islam, dan ibu kotanya adalah Sofifi di pulau Halmahera. Provinsi Maluku memiliki populasi Kristen yang lebih besar, dan ibukotanya adalah Ambon. Meskipun aslinya Melanesia,[4] banyak penduduk pulau, terutama di Kepulauan Banda, dibantai pada abad ke-17 selama Perang Belanda-Portugal, yang juga dikenal sebagai Perang Rempah-rempah. Masuknya imigran kedua terutama dari Jawa dimulai pada awal abad ke-20 di bawah pemerintahan Belanda dan berlanjut hingga era Indonesia, yang juga menimbulkan banyak kontroversi karena program Transmigran dianggap sebagai faktor penyebab Kerusuhan Maluku.[5]